By Idris Talu
Di bawah ini, penulis perturunkan hasil nukilan seorang doktor perubatan di sebuah Hospital di Sumatra. Beliau kerap memberikan ceramah dalam bidang keagamaan dan kemanusiaan di serata Indonesia. Ceramah beliau yang dirakamkan dalam bentuk CD juga diedarkan untuk seruan dakwah.
Tulisan ini saya hidangkan melalui blog ini setelah mendapat keizinan dari beliau.
Tulisan ini pertama kalinya disiarkan di Rantau-Net.
GEMPA LAGI
Oleh K.Suheimi
Kulihat ibu pertiwi. Sedang bersusah hati
Airmatanya berlinang, bak intan putus karang
Kini ibu sedang lara, merintih dan berdoa
Bait lagu ini menyentuh hati dan perasaan saya, mata saya berlinang menyaksikan tayangan TV korban Gempa dikampung halaman saya Pariaman, Padang, Painan semua tempat yang sering saya kunjungi.
Bangunan yang biasanya berdiri megah sekarang jadi puing hancur berantakan. Ribuan korban masih terkurung dalam bangunan yang hancur luluh.
Belum lagi kita saksikan kampung- sepanjang pantai, Tiku, Sei Limau, Kurai Taji, Pauh Kambar, Lubuk Alung, Bungus, Tarusan, Pasarbaru ,Painan dan terus ke Selatan. Konon di Nagari-Nagari di atas lebih parah, tapi belum terpantau.
Beberapa Rumah Sakit runtuh, kantor pemerintah ambruk. Pasar raya terbakar. Tanah longsor dan air bersih terputus, lampu padam. Di bukit-bukit tempat pengungsian ribuan orang kehausan dan kelaparan, serta ketakutan.
AIR mata belum lagi kering dan isak tangis belum usai di Yogyakarta dan Jawa Barat, bencana menerpa , gempa mengguncang lagi. . Ribuan rumah di sepanjang pantai Barat Sumbar rata dengan tanah.
Mobil dan motor hancur berantakan, tabrakan tak terhindarkan, sebagian bangkai mobil ini menyeruduk rumah.
Dada saya terguncang mata saya memerah menyaksikan bangkai-bangkai manusia yang terjepit yang belum berhasil di keluarkan. ratusan penduduk wafat seketika.
Setiap kali gempa dan tsunami tiba, kita terhenyak sadar bahwa negeri ini rawan gempa, dan rawan Tsunami.
Sejarah kejadian gempa dan tsunami sudah berulang kali terjadinya. Tetapi, setelah kepedihan berlalu, kita lupa akan ancaman bencana yang setiap saat datang.
Kita baru tergagap luar biasa ketika bencana benar-benar tiba. Kita harus jujur mengatakan bahwa kita memang bangsa yang tidak cakap belajar dari pengalaman. Tidak cakap belajar dari alam. Padahal, alam tidak mungkin bergerak tanpa patuh pada hukum-hukumnya. Artinya itu semua bisa kita pelajari.
Awal terjadi Tsunami di Aceh, semua penduduk Padang siaga penuh, Ketika di Guncang Gempa mereka berlarian, tapi longgar lagi.
Padahal semua tetap meprediksi Apa yang terjadi di Aceh 5 th lalu dan Kejadian di Jawa Barat akan trulang dan akan terjadi juga di SUMBAR.
Dan sangat memilukan hari ini kita saksikan sesuatu yang sangat menyesakkan dada terjadi jua di Sumbar.
Bencana, di mana pun, seharusnya menjadi tempat belajar tentang banyak hal. Sayang, selain penderitaan, rupa-rupa bencana di negeri ini selalu berlalu begitu saja.
ALAM kembali memperlihatkan keperkasaannya. Hanya kurang dari dua menit lebih dari ratusan orang tewas dan ribuan bangunan runtuh, ratusan mobil dan motor luluh lantak. Bencana alam gempa itu datang lagi meluluh lantakkan kampung halamanku.
Bencana demi bencana yang bertirit=tirit datangnya dari, Gempa tsunami, tanah longsor, banjir dan air bah, bahaya gunung meletus, membuat kita harus erintrospeksi. Adakah yang salah dari bangsa ini?
Kenapa Bencana itu sepertinya tak mau beranjak dari Indonesia. Belum habis yang satu sudah datang yang lain, Ujungnya kehancuran dan kemusnahan.
Kita hanya bisa bertanya-tanya: Ada apa?
Idzaa zulzilatil ardhu zilzaalaha. Waakhrojatil ardhu atsqaalaha. Waqaalalinsaanu maa laha.. ''Ketika bumi diguncang sekeras-kerasnya. Dan dikeluarkan dari bumi segala isinya, memuntahkan beban berat yang di pikulnya.
Apa yang dimaksud dengan beban berat, beratkah gunung?, beratkah besi?, beratkah mineral yang di kandungnya?.
Tidak Bumi tidak keberatan memikul semua itu, Tapi Bumi kewalahan dan tak tak sanggup memikul beratnya dosa anak manusia yang bertengger dipermukaan Bumi itu.
Dengan mudah dan dengan enteng serta bangga manusia melakukan dosa dan perbuatan keji. Setidaknya fenomena itulah yang hari-hari ini terjadi di sekitar kita.
Ya Allah, Engkau tumpahkan isi bumi. Lewat dasar samudera, kau guncangkan datarannya , setelah sebelumnya Jawa Barat. Rumah-rumah Kauratakan dengan tanah. Ribuan orang Kaupanggil menghadap-Mu seketika dengan cara tidak biasa. Anggota-anggota keluarga Kaupisahkan begitu saja. Mengapa? Kami sungguh tidak tahu mengapa Kau turunkan kembali pelajaran melalui bencana seperti sekarang.
Apakah ini karena kami telah melupakan pelajaran terdahulu? Atau, kami bahkan tidak belajar apa pun dari bencana-bencana sebelumnya? Wallahu a'lam. Engkau yang Mahatahu.
Astaghfirullah! Kami sering merasa paling tahu tentang Engkau dan ayat-ayat-Mu, ya Allah. Maafkan kami. Bukalah mata, telinga, dan hati kami. Jadikan kami senantiasa mampu menangkap ayat-ayat-Mu.
Saban tahun bencana selalu terjadi. Tetapi kita selalu terbata-bata, bagaimana menolong korbannya. Bersiap-siaplah hidup dalam ancaman bencana mengerikan. Ketika hujan, banjir dan longsor bias menerjang sebelum kita menyelesaikan suapan terakhir sarapan pagi.
Semua itu dapat terjadi dan mungkin tidak lama lagi. Saya teringat kampung saya Padang Kota tercinta, hampir semua orang meramalkan setengah memastikan bahwa bencana yang lebih dahsyat dengan gempa berkekuatan 9 scala reichter akan datang, saya ngeri, dan yang kita takutkan itupun terjadi. Minang berduka, belum kering air mata kesedihan, sekarang air mata itu menetes lagi.
Hanya padaMu lah ya Allah kami berserah diri. Buya Masoed pernah mengatakan pada saya bahwa Gempa sesungguhnya peringatan Allah tentang kiamat. Hari akhir sudah kurang dipercayai oleh orang banyak,orang hanya percaya hari ini, sehingga lahirlah sekularis, pluraris dan materialis.
Gempa dan tsunami
Tidak ada sesuatu ilmu pun yang bisa menolak kecuali hanya doa.Dan doa itu otak ibadah. Apakah Anak2 kita sekarang berdoa?, atau hanya sibuk mengirimkan sms menebak kuis dan mendukung idolanya?.
Musibah memang kehendak Allah. Kita juga harus berlapang dada menghadapi setiap musibah. Inna lillaahi wa inna ilaihi raji'un. Tapi, bukankah kehendak Allah dalam soal musibah hampir selalu paralel dengan ulah kita bersama. Setidaknya banyaknya jumlah korban musibah selalu paralel dengan kesiapan kita menghadapinya.
Perhatikanlah alam negeri ini memberi kemurahan yang berlimpah sekaligus kekejaman yang tiada henti.
Tanah yang subur dan lautan yang kaya serta udara yang ramah ternyata menyimpan energi bencana luar biasa.
Untuk itu saya teringat akan sebuah Firman suci_Nya dalam Al-Qur'an:-
Apabila bumi digoncangkan dengan goncangannya (yang dahsyat), (QS. 99:1)
dan bumi telah mengeluarkan beban-beban berat (yang dikandung)nya, (QS. 99:2)
Pekanbaru 1 Oktober 2009
Powered by Telkomsel BlackBerry®
ehsan: Dr K Suheimi.
TO ALL MY BLOG READERS
TERIMA KASIH - شكرا لك - THANK YOU - ありがとうございました - 谢谢您 - Teşekkürler - Mulţumesc - Obrigado
Rabu, 30 September 2009
Gempa Bumi di Minangkabau - Pt II - Kg Cina Parah!
Gempa Bumi di Minangkabau - Pt I
By Idris Talu
Dua kejadian gempa bumi dikesan berlaku di Sumatra Barat (Minangkabau). Kejadian gempa bumi ini dilaporkan oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Indonesia. Lihat di:- http://www.bmkg.go.id/60gempa.bmkg.
Gempa yang pertama berlaku kira-kira 57 km di Barat Daya Pariaman dengan kekuatan 7.6 skala Ritcher pada jam 17:16:09 waktu Indonesia Barat.
Gempa yang kedua dikesan berlaku kira-kira 22 km di Barat Daya Pariaman juga dengan kekuatan 6.2 skala Ritcher pada jam 17:38:52 waktu Indonesia Barat.
Setakat ini, jumlah korban gempa bumi ini telah meningkat menjadi 75 orang semuanya. Sila rujuk:-
http://regional.kompas.com/read/xml/2009/09/30/23160540/bnpb.korban.tewas.sementara.75.orang
Takziah kepada yang malang. Semoga Allah memberikan kesabaran kepada mereka dalam menempuh dugaan yang amat berat ini.
Berat mata memandang, berat lagi bahu yang memikul.
Dua kejadian gempa bumi dikesan berlaku di Sumatra Barat (Minangkabau). Kejadian gempa bumi ini dilaporkan oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Indonesia. Lihat di:- http://www.bmkg.go.id/60gempa.bmkg.
Gempa yang pertama berlaku kira-kira 57 km di Barat Daya Pariaman dengan kekuatan 7.6 skala Ritcher pada jam 17:16:09 waktu Indonesia Barat.
Gempa yang kedua dikesan berlaku kira-kira 22 km di Barat Daya Pariaman juga dengan kekuatan 6.2 skala Ritcher pada jam 17:38:52 waktu Indonesia Barat.
Setakat ini, jumlah korban gempa bumi ini telah meningkat menjadi 75 orang semuanya. Sila rujuk:-
http://regional.kompas.com/read/xml/2009/09/30/23160540/bnpb.korban.tewas.sementara.75.orang
Takziah kepada yang malang. Semoga Allah memberikan kesabaran kepada mereka dalam menempuh dugaan yang amat berat ini.
Berat mata memandang, berat lagi bahu yang memikul.
Balik Raya - Lenggong dan Gerik
By Idris Talu
Semasa berhari raya di Lenggong dan Gerik baru-baru ini, dalam perjalanan balik ke Ipoh, penulis dan keluarga singgah di beberapa tempat.
Penulis mengambil jalan lama melalui pekan Lenggong, melalui Sekolah Menengah Kebangsaan Dato' Ahmad Said (dulu dikenali sebagai SMDA). Di tepi sungai di Kampong Chain (disebut "ca in", bukan macam menyebut chainsaw). Kalau ejaan jawi, cha alif amzah ain ya nun. Kalau penulis silap, harap ada yang boleh betulkan.
Surau lama Kampong Chain ini banyak sejarahnya. Menurut arwah Pak Tinggi penulis (orang Patani di Kampong Teluk Batu, Kampong Bukit dan Kampong Masjid Lama, Lenggong; banyak pakai gelaran Pak Tinggi dan Pak Rendah) - ramai orang Melayu yang jadi mangsa Bintang Tiga semasa Bintang Tiga meraja-lela dulu, dimandikan di dalam sungai di tepi surau tersebut, dikapankan dengan tikar sahaja dan dikebumikan di tanah perkuburan berhampiran.
Ramai anak-cucu mangsa-mangsa tersebut yang sudah lupa peristiwa berdarah dahulu, kerana malas nak ambil tahu, segan membaca, atau lena dengan hedonism. Biasanya orang yang lupa pada sejarahnya akan mengulangi sejarah orang yang terdahulunya. Noktah!
Di tepi sungai tersebut, penulis terlihat sebuah gerai jualan menjual buah-buahan. Kali ini nampaknya musim timun betik atau timun suri yang lembut dan lazat itu di Lenggong. Penulis membeli beberapa kilogram untuk dibawa balik ke Ipoh.
Semasa berhari raya di Lenggong dan Gerik baru-baru ini, dalam perjalanan balik ke Ipoh, penulis dan keluarga singgah di beberapa tempat.
Penulis mengambil jalan lama melalui pekan Lenggong, melalui Sekolah Menengah Kebangsaan Dato' Ahmad Said (dulu dikenali sebagai SMDA). Di tepi sungai di Kampong Chain (disebut "ca in", bukan macam menyebut chainsaw). Kalau ejaan jawi, cha alif amzah ain ya nun. Kalau penulis silap, harap ada yang boleh betulkan.
Surau lama Kampong Chain ini banyak sejarahnya. Menurut arwah Pak Tinggi penulis (orang Patani di Kampong Teluk Batu, Kampong Bukit dan Kampong Masjid Lama, Lenggong; banyak pakai gelaran Pak Tinggi dan Pak Rendah) - ramai orang Melayu yang jadi mangsa Bintang Tiga semasa Bintang Tiga meraja-lela dulu, dimandikan di dalam sungai di tepi surau tersebut, dikapankan dengan tikar sahaja dan dikebumikan di tanah perkuburan berhampiran.
Ramai anak-cucu mangsa-mangsa tersebut yang sudah lupa peristiwa berdarah dahulu, kerana malas nak ambil tahu, segan membaca, atau lena dengan hedonism. Biasanya orang yang lupa pada sejarahnya akan mengulangi sejarah orang yang terdahulunya. Noktah!
Di tepi sungai tersebut, penulis terlihat sebuah gerai jualan menjual buah-buahan. Kali ini nampaknya musim timun betik atau timun suri yang lembut dan lazat itu di Lenggong. Penulis membeli beberapa kilogram untuk dibawa balik ke Ipoh.
Pisang kebatu @ abu @ kepok memang sedap digoreng atau direbus, dipotong kecil, dicampur parutan kelapa serta sedikit gula dan garam - cukup menyelerakan. Itu hidangan rakyat biasa di kampong semasa penulis kecil dahulu. Kadang-kadang dibuat getok seperti getok ubi kayu, tetapi tak perlu digoreng seperti yang banyak dibuat orang sekarang.
Banyak juga timun betik di Lenggong ini. Timun ini cukup sesuai dimakan oleh warga tua kerana kelembutan isinya yang wangi dan mudah dihadamkan.
Sebagaimana biasa, sebahagian buah tempatan kurang diminati, pada hal semua buah yang ada di dunia ini adalah rezeki kurniaan Allah yang mempunyai kebaikan tertentu untuk manusia dan makhluk lainnya. Coba kita lihat resepi orang Amerika yang berkaitan dengan buah labu. Ramai di antara kita melihat buah labu dengan ekor mata sahaja. Arwah P Ramlee kata tengok takda mata.
Tiba di Hentian Sungai Perak Arah Selatan, kami singgah lagi untuk bersembahyang dan menegok minuman di Rawat dan Rehat ini. Gambar di bawah ialah menara peninjau (observation tower) yang agak baru disiapkan. Dari atas menara ini, pelancong boleh melihat pemandangan indah di sekelilingnya - termasuk Sungai Perak yang penuh sejarah yang mengalir di sisinya.
Selain gerai makanan dan minuman, R & R ini juga menyediakan tandas yang besar dan bersih, ATM, surau untuk beribadah, gerai buah-buahan segar, gerai parang dan pisau untuk berkebun, gerai produk Orang Asli (ada orang tiruan kah?) serta menara peninjau. Yang tidak ada cuma gerai menjual akhbar dan buku - mungkin orang kita ingat makanan untuk perut sahaja, makanan minda tak payah kut?
Banyak juga timun betik di Lenggong ini. Timun ini cukup sesuai dimakan oleh warga tua kerana kelembutan isinya yang wangi dan mudah dihadamkan.
Sebagaimana biasa, sebahagian buah tempatan kurang diminati, pada hal semua buah yang ada di dunia ini adalah rezeki kurniaan Allah yang mempunyai kebaikan tertentu untuk manusia dan makhluk lainnya. Coba kita lihat resepi orang Amerika yang berkaitan dengan buah labu. Ramai di antara kita melihat buah labu dengan ekor mata sahaja. Arwah P Ramlee kata tengok takda mata.
Tiba di Hentian Sungai Perak Arah Selatan, kami singgah lagi untuk bersembahyang dan menegok minuman di Rawat dan Rehat ini. Gambar di bawah ialah menara peninjau (observation tower) yang agak baru disiapkan. Dari atas menara ini, pelancong boleh melihat pemandangan indah di sekelilingnya - termasuk Sungai Perak yang penuh sejarah yang mengalir di sisinya.
Selain gerai makanan dan minuman, R & R ini juga menyediakan tandas yang besar dan bersih, ATM, surau untuk beribadah, gerai buah-buahan segar, gerai parang dan pisau untuk berkebun, gerai produk Orang Asli (ada orang tiruan kah?) serta menara peninjau. Yang tidak ada cuma gerai menjual akhbar dan buku - mungkin orang kita ingat makanan untuk perut sahaja, makanan minda tak payah kut?
Pintu masuk ke R & R Sungai Perak Arah Selatan.
Kurang bijak rasanya - di musim perayaan ini, di mana jumlah kenderaan di jalan raya bertambah berkali-kali lipat gandanya, tempat letak kereta pula dijadikan gerai jualan.
Lebuhraya raya kita kelas dunia, R & R kita kelas dunia, tempat letak kereta kita kelas apa?
Seolah-olahnya seperti orang beristeri cantik, berumah cantik, berbilik air cantik, bertandas cantik, tapi melepas di bawah pokok betik di tepi verandah. Betul-betul unsangkarable! (tidak disangka-sangka).
Gerai jualan di tempat letak kereta R & R Sungai Perak Arah Selatan di musim raya puasa lalu.
Really unsangkarable!
Really unsangkarable!
Akhirnya, penulis dan keluarga selamat sampai ke rumah di tepi bangunan cantik ini, walau pun agak merangkak dari R & R Sungai Perak lagi kerana jumlah kenderaan di atas jalan cukup banyak. Syukur ke hadrat Illahi kerana selamat pergi dan selamat kembali.
©IdrisTalu@2009
Selasa, 29 September 2009
The Beauty of Cycad Clivicola in Lenggong
By Idris Talu
During Hari Raya celebration, on the way back to Ipoh I took few photographs just to share the beauty of cycads clivicola in Lenggong.
During Hari Raya celebration, on the way back to Ipoh I took few photographs just to share the beauty of cycads clivicola in Lenggong.
Very beautiful shape of cycad clivicola - at least few hundreds-years old of age.
You can't find this beautiful shape of cycad clivicola in other part of the world. If you like to see this hundreds-million-years living fossil, you have to come to Lenggong, Malaysia. You may surf all over the globe via all search engines available; at the end you may see it only in Lenggong.
Another beautiful cycad clivicola.
Wonderful shape of a cycad clivicola.
Young cycad clivicola in Lenggong.
©IdrisTalu@2009
Isnin, 28 September 2009
Suasana Hari Raya Aidil Fitri 1430 Hijriah
By Idris Talu
Selamat Hari Raya Aidil Fitri, maaf zahir dan batin.
Agak sunyi hari raya puasa kali ini kerana giliran anak-anak yang telah bekeluarga berhari raya di rumah mertua mereka. Hari raya tetap ceria, bersyukur kerana dapat mengerjakan perintah Allah tanpa banyak halangan.
Selamat Hari Raya Aidil Fitri, maaf zahir dan batin.
Agak sunyi hari raya puasa kali ini kerana giliran anak-anak yang telah bekeluarga berhari raya di rumah mertua mereka. Hari raya tetap ceria, bersyukur kerana dapat mengerjakan perintah Allah tanpa banyak halangan.
Datok dan Uwan beraya!
Sabtu, 19 September 2009
Kenanga - Taman Herba Batu Gajah
Langgan:
Catatan (Atom)
CLICK NOW
Tajuk Kegemaran
-
By Idris Talu Salah satu usaha ternakan di Ladang Infoternak Sungai Siput Utara ialah ternakan rusa. Usaha ini amat berjaya setakat ini....
-
إدريس اسماعیل تالو Idris Talu Buah pisang kebatu @ kepok @ abu. Pisang abu atau pisang kebatu ini mempunyai kulit teba...
-
By Idris Talu. Buah kasai atau dalam bahasa botaninya - “ Pometia pinnata “ - dikenali juga sebagai buah matoa di kepulauan Papua. Kasai...
-
By Idris Talu. Nama saintifiknya: Carica papaya. Nama lain: Kulikih, kalikih, parenghek, situkau, sampelo, kapelo, santelo (Minang), p...
-
By Idris Talu Petai kerayong tidak ada banyak bezanya dengan petai biasa. Petai kerayong bila matang, buah dan kulitnya menjadi keras, tida...
-
Kueh Pinukuik Oleh: Rita Desfitri Lukman [R@ntau-Net] MAMBUEK PINUKUIK CARO KAMPUANG Assalamu'alaikum Wr. Wb. Dek sabanta lai mungkin du...
-
By Idris Ismail Talu. Selepas kita membakar sampah dan dedaunan kering di kebun, biasanya tidak lama selepas itu, anak-anak pokok pucuk mera...
-
By Idris Ismail Talu. Selada air atau watercress atau nama saintifiknya Nasturtium officinale, N. microphyllum ; merupakan sejenis tumbuha...
-
(Oleh Tuan Haji Duan Yusof) Bahan-bahannya : Daging Segar (samada daging kerbau atau lembu)- Lebih Kurang 1 kilogram…Lobi...
-
By Idris Talu Akar tunjuk langit? Yang satu lagi, buah tunjuk langit? Ramai juga yang agak keliru dengan dua jenis herba ini, kerana ked...