TO ALL MY BLOG READERS

TERIMA KASIH - شكرا لك - THANK YOU - ありがとうございました - 谢谢您 - Teşekkürler - Mulţumesc - Obrigado

Rabu, 31 Mac 2010

Adat Basandi Syara', Syara' Basandi Kitabullah






Penulis: H. Mas’oed Abidin

Tajuk Asal:

Membangkitkan Kesadaran Kolektif Akan Nilai Agama Islam di dalam Norma Dasar Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah, Untuk Membangun Manusia Yang Unggul dan Tercerahkan.

Budaya Minangkabau memang mengalami krisis, karena lebih dari setengah abad terakhir ini tidak melahirkan tokoh-tokoh yang memiliki peran sentral di dalam berbagai segi kehidupan di tataran nasional apatah lagi di tataran kawasan dan tataran global.

Budaya Minangkabau selama setengah abad terakhir ini gagal membentuk lingkungan sosial ekonomi yang subur bagi persemaian manusia serta masyarakat unggul dan tercerahkan.

Dalam satu sudut pandang krisis budaya Minangkabau menggambarkan krisis yang dihadapi Ummat Manusia pada Alaf atau Millennium ke Tiga ini.

Salah satu isu yang menjadi kehebohan Dunia akhir-akhir ini adalah isu Perubahan Iklim (“Climate Change”).

Perubahan Iklim telah dirasakan sebagai ancaman serius bagi keberlanjutan keberadaan Umat Manusia di bumi yang hanya satu ini.

Perubahan iklim disebabkan oleh berbagai kegiatan manusia yang memengaruhi lingkungan sedemikian rupa sehingga mengurangi daya-dukungya sebagai tempat hidup dan sumber kehidupan manusia.


Kemajuan ilmu yang dapat dianggap sebagai “Peta Alam Terkembang” telah menambah pemahaman manusia akan bagaimana bekerjanya alam semesta ini, sehingga “manusia mampu menguasai alam”.


Penerapan ilmu dalam berbagai teknologi telah meningkatkan kemampuan manusia untuk memanfaatkan alam sesuai berbagai keinginan manusia.


Terjadinya Perubahan Iklim menunjukkan bahwa “penguasaan manusia terhadap alam lingkungan” telah menyebabkan perubahan yang tidak dapat balik (“irreversible”) terhadap alam itu sendiri.


Dan ternyata,
Perubahan Iklim sangat mungkin mengancam keberadaan manusia di muka bumi ini.


Dari sisi kemanusiaan, ada beberapa kemungkinan penyebab.

Kemungkinan pertama,
Ilmu sebagai Peta Alam Terkembang ternyata tidak sama dengan Realitas Di Alam Nyata.
Artinya ada “batas Ilmu”, yaitu wilayah di mana “ignora mus et ignozabi mus”, kita manusia tidak tahu, dan tidak akan pernah tahu atau memiliki ilmu tentang itu.

Kemungkinan kedua,
para ilmuwan telah “lebih dahulu memahami apa yang bakal terjadi”, namun tidak memiliki ilmu yang dapat diterapkan untuk mengubah perilaku manusia dan masyarakat.

Jadi,
Peta Ilmuwan tentang Manusia dan Masyarakat tidak sama dengan Realitas Di Dalam Diri Manusia Dan Masyarakat.

Singkat kata,
apa yang ada dalam benak manusia moderen (baik ilmu maupun isme-isme) yang menjadi kesadaran kolektif yang secara keseluruhan membentuk Pandangan Dunia dan Pandang Hidup (PDPH), ternyata tidak sama sebangun dengan Realitas.


Ketika PDHP itu menjadi acuan perilaku serta kegiatan perorangan dan bersama-sama, tentu saja dan pasti telah membawa kepada bencana, antara lain, berupa Perubahan Iklim yang kemungkinan besar tidak dapat balik itu.


Manusia moderen sangat berbangga dengan berbagai isme-isme yang dikembangkannya serta meyakini kebenarannya di dalam memahami manusia serta mengatur kehidupan bersama di dalam masyarakat.


Kapitalisme, liberalisme dan isme-isme lain telah menjadi semacam berhala yang dipuja serta diterapkan dalam kehidupan masyarakat di kebanyakan belahan Dunia.

Hasil penerapan isme-isme itulah yang sekarang memicu berbagai krisis global di Alaf Ketiga ini.

Jika kita merujuk kepada Kitabullah, yaitu Al-Qur’an, kita akan menemukan gejala dan sebab-sebab dari Perubahan Iklim yang mendera Umat Manusia.

Salah satu ayat Al-Qur’an menyatakan,
“.....Telah menyebar kerusakan di muka bumi akibat ulah manusia”.

Perilaku manusia lah penyebab semua kerusakan itu. Penyebab perilaku merusak manusia ialah penerapan isme-isme yang ternyata tidak memiliki hubungan satu-satu dengan kenyataan di alam semesta termasuk di dalam diri manusia dan masyarakat.

Kitabullah yang menjadi landasan dari syarak mangato adat memakai, menjelaskan tentang penghormatan terhadap perbedaan itu,


يَاأَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا
إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ


“Wahai manusia, sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berkabilah-kabilah (bangsa-bangsa)dan berpuak-puak (suku-suku) supaya kamu saling kenal mengenal …”, (QS.49, al Hujurat : 13).

Apabila anak nagari di biarkan terlena dengan apa yang dibuat orang lain, dan lupa membenah diri dan kekuatan ijtima’i (kebersamaan), tentulah umat ini akan di jadikan jarum kelindan oleh orang lain di dalam satu pertarungan gazwul fikri.

“Pariangan manjadi tampuak tangkai,
Pagarruyuang pusek Tanah Data,
Tigo Luhak rang mangatokan.
Adat jo syarak jiko bacarai,
bakeh bagantuang nan lah sakah,
tampek bapijak nan lah taban”.

Apabila kedua sarana ini berperan sempurna, maka di kelilingnya tampil kehidupan masyarakat yang berakhlaq perangai terpuji dan mulia (akhlaqul-karimah) itu.

“Tasindorong jajak manurun,
tatukiak jajak mandaki,
adaik jo syarak kok tasusun,
bumi sanang padi manjadi”.

Kekuatan tamaddun dan tadhamun (budaya) dari syarak (Islam) menjadi rujukan pemikiran, pola tindakan masyarakat berbudaya yang terbimbing dengan sikap tauhid (aqidah kokoh), kesabaran (teguh sikap jiwa) yang konsisten, keikhlasan (motivasi amal ikhtiar), tawakkal (penyerahan diri secara bulat) kepada kekuasaan Allah yang jadi ciri utama (sibghah, identitas) iman dan takwa secara nyata yang memiliki relevansi diperlukan setiap masa, dalam menata sisi-sisi kehidupan kini dan masa depan.

Suatu individu atau kelompok masyarakat yang kehilangan pegangan hidup (aqidah dan adat), walau secara lahiriyah kaya materi namun miskin mental spiritual, akan terperosok kedalam tingkah laku yang menghancurkan nilai fithrah itu.

Satu ayat dalam Al-Qur’an Surat 12, Yusuf , Ayat 40, sebagai berikut,
“Kamu tidak menyembah yang selain Allah kecuali hanya (menyembah) nama-nama yang kamu dan nenek moyangmu membuat-buatnya. Allah tidak menurunkan suatu keteranganpun tentang nama-nama itu. Keputusan itu hanyalah kepunyaan Allah. Dia telah memerintahkan agar kamu tidak menyembah selain Dia. Itulah agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui”
(QS 12, Yusuf : 40).

Manusia memiliki kemampuan terbatas untuk menguji kesebangunan antara apa yang ada dalam pikirannya dengan apa yang sesungguhnya ada dalam Realitas. Isme-isme itu serta keyakinan berlebihan akan keampuhan hasil pemikiran manusia hanyalah sekadar ” nama-nama yang dibuat-buat saja” atau sama dengan khayalan manusia saja.

Disebutkan dalam Al-Quran bahwa jenis manusia yang demikian telah “mempertuhan diri dan hawa nafsunya”.

Dengan keterbatasan itu bagaimana manusia mungkin meneruka jalan keselamatan di alam semesta, paling tidak dalam menjalani kehidupan di Dunia ini.

Keutusan Rasul SAW dengan membawa Kitab Suci, yang paling terakhir Al Qur’an, adalah Peta Realitas serta Petunjuk dan Pedoman Hidup Bagi Manusia Dan Penjabaran Rinci Dan Jelas Dari Pedoman Serta Tolok Ukur Kebenaran dalam menjalani hidup di bumi yang fana ini.

Simpulannya, krisis global yang dihadapi manusia moderen disebabkan karena kebanyakan mereka mempercayai apa yang tidak layak diyakini berupa isme-isme, karena kebanyakanmya telah menjauh dari agama langit, bahkan dari konsep-konsep agama itu sendiri, dalam pikiran apalagi dalam perbuatan dan kegiatan mereka.


Jika dikaitkan dengan kondisi dan situasi masyarakat Minangkabau di abad ke 21 ini, mungkin telah ada jarak yang cukup jauh antara ABS-SBK sebagai konsep PDPH (Pandangan Dunia dan Pandangan Hidup) dengan kenyataan kehidupan sehari-hari.

Asumsi atau dugaan ini menjadi penjelas serta alasan kenapa budaya Minangkabau selama setengah abad terakhir ini gagal membentuk lingkungan sosial ekonomi yang subur bagi persemaian manusia serta masyarakat unggul dan tercerahkan.

SIMPULAN-SIMPULAN :

Masyarakat Unggul dan Tercerahkan Mampu Dicetak Menjadi SDM yang disebut “Ulul Albaab” dengan Menanamkan Nilai-Nilai Ajaran Islam dan Adat Budaya, khusus bagi Masyarakat Adat Minangkabau serta digali dari Al-Qur’an, para “Ulul Albaab”, disebutkan dalam Surat Ali Imran, Surat ke 3, Ayat 190 s/d 194.

Bagi para “uluul albaab” seluruh gejala di alam semesta ini merupakan tanda-tanda. Tanda-tanda merupakan sesuatu yang merujuk kepada yang lain di luar dirinya. Menjadikan gejala sebagai tanda berarti membuat makna yang berada disebalik tanda itu. Proses menjawab pertanyaan itu disebut berpikir yang terarah. Hasil berpikir adalah pikiran tentang sebagian dari kenyataan. Dengan perkataan berpikir akan menghasilkan semacam “peta bagian kenyataan” yang dipikirkan.

Hikmah yang dikandung Al-Qur’an hanya dipahami oleh “ulul albaab” yaitu mereka yang mau berpikir dan merenungkan secara meluas, mendalam tentang apa yang perlu dan patut dipahami dengan maksud agar mengerucut kepada beberapa simpulan kunci.

Para “ulul albaab” adalah mereka yang unggul dan tercerahkan, yang di dalam dirinya zikir dan fikir menyatu.

Zikir disini harus dipahami lebih luas sebagai hidup dengan penuh kesadaran akan keberadaan Allah s.w.t dengan segenap aspek hubungan-Nya dengan manusia dan segenap makhluk Ciptaan-Nya.

Fikir berarti membuat Peta Kenyataan sesuai dengan Petunjuk dan Ajaran Allah s.w.t. sebagaimana diurai-jelaskan oleh Al-Qur’an serta ditafsirkan dan diterapkan oleh Rasullullah lewat Sunnahnya sebagai Teladan Utama (Uswatun Hasanah).

Simpulannya, Penerapan ABS-SBK mengharuskan kehidupan perorangan serta pergaulan masyarakat Minangkabau berakar dari dan berpedoman kepada Al-Quran serta Sunnah Rasullullah.

Hanya dengan demikianlah, ABS-SBK dapat membentuk lingkungan sosial-budaya yang akan mampu menghasilkan manusia dan masyarakat Minangkabau yang unggul dan tercerahkan yang berintikan para “ulul albaab” sebagai tokoh dan pimpinan masyarakat.

Manusia seperti itulah barangkali yang dimaksudkan oleh Kato Pusako “Nan Pandai Manapiak Mato Padang, Nan Indak Takuik Manantang Matoari, Nan Dapek Malawan Dunia Urang, Sarato Di Akhiraik Beko Masuak Sarugo“.

Kekuatan moral yang dimiliki, ialah menanamkan "nawaitu" dalam diri masing-masing, dan untuk membina umat dalam masyarakat di nagari harus mengetahui kekuatan-kekuatan yang dipunyai.

“Latiak-latiak tabang ka Pinang,
Hinggok di Pinang duo-duo,
Satitiak aie dalam piriang,
Sinan bamain ikan rayo”.

“Panggiriak pisau sirauik,
Patungkek batang lintabuang,
Satitiak jadikan lauik,
Sakapa jadikan gunuang,
Alam takambang jadikan guru ” .

Melaksanakan ABSSBK adalah melahirkan sikap cinta ke nagari, yang menjadi perekat pengalaman sejarah. Menumbuhkan sikap positif menjaga batas-batas patut dan pantas. Membentuk umat yang kuat dengan sehat fisik, sehat jiwa, sehat pemikiran, dan sehat social, ekonomi, konstruktif (makruf).

Wassalamu ‘alaikum Wa Rahmatullahi Wa barakatuh,

H. Mas’oed Abidin

Dipetik dengan izin H. Mas’oed Abidin

Selasa, 30 Mac 2010

Pelita Tradisi

By Idris Ismail Talu

Pelita tradisi ini biasa digunakan sebelum wujudnya bekalan tenaga elektrik. Ada yang diperbuat dari tembaga, timah atau logam-logam lainnya.

Pelita ini diberikan sumbu - samada diperbuat dari kain atau tali jut atau juga dikenali sebagai tali guni.





Bahan bakarnya pula ialah minyak tanah atau kerosene. Sumbunya dipanjangkan ke dalam minyak tanah di dalam bekas yang kembong itu. Sumbunya dinyalakan sederhana besarnya, ianya akan menyala sehinggalah apinya dipadamkan atau bahan bakarnya habis.

©idrisismailtalu@2010

Biji Bangkong Menyelerakan

Penulis : HARIS FADILAH AHMAD, utusanpahang@utusan.com.my
Sumber: Utusan Malaysia Online.
10 Februari 2010.

JERANTUT 10 Feb. – Pahang sememangnya kaya dengan alam semula jadi terutama hutan hujan khatulistiwa yang berusia jutaan tahun.

Pasti di dalamnya terkumpul pelbagai khazanah alam yang cukup berharga.
Beberapa kawasan hutan hujan popular yang kaya dengan flora dan faunanya ialah Taman Negara di Kuala Tahan dan Hutan Simpan Pengau, Hulu Tembeling yang terletak dalam daerah ini.




Selain kekayaan flora dan fauna, hutan-hutan ini begitu kaya dengan kepelbagaian jenis buah-buahan yang tidak dapat ditemui di tempat lain.

Kedua-dua hutan ini diibaratkan sebagai sebuah kawasan dusun gergasi yang di dalamnya tertanam pelbagai jenis buahbuahan yang tumbuh secara liar.

Berbanding buah-buahan komersial yang boleh dimakan isinya, kebanyakan buah-buahan hutan pula hanya boleh dimakan pada bahagian bijinya. Ini kerana, bahagian lain pada buah hutan itu berasa pahit, kelat dan sesetengahnya ‘memabukkan.’

Apa yang pasti, buah hutan hanya sesuai dimakan oleh binatang liar yang menjadi sebahagian habitat dan ekosistem hutan berkenaan. Salah satu spesies tumbuhan hutan yang agak menarik untuk dijadikan kajian dan kurang dikenali manusia ialah buah bangkong.

Pokok buah bangkong banyak didapati tumbuh secara liar di hutan tebal Taman Negara, Kuala Tahan dan Hutan Simpan Pengau, Hulu Tembeling. Buah bangkong berbentuk seakan-akan cempedak yang berasal daripada keluarga ‘Moraceae.’

Seorang penduduk Kampung Pengau, Hulu Tembeling, Jurhisam Abd. Wahab, 36, memberitahu, buah bangkong memang sinonim dengan penduduk pedalaman terutama ketika musim tengkujuh jika bekalan makanan terputus.

‘‘Bezanya, jika isi dan biji cempedak boleh dibuat kuih, bahagian buah bangkong hanya boleh dimakan pada bahagian bijinya sahaja.

‘‘Buah ini tidak mempunyai isi seperti cempedak malah mempunyai selaput yang banyak menutupi bijinya,” katanya ketika ditemui di Hutan Pengau baru-baru ini.
Bapa kepada dua anak itu memberitahu, apabila tiba musim tengkujuh dia akan masuk ke hutan mencari pokok bangkong untuk mengambil bijinya.

‘‘Pokok buah bangkong boleh mencapai ketinggian sehingga 20 meter. ‘‘Cara mengambil biji bangkong ialah dengan mengetuk pada buahnya dengan kayu supaya bijinya pecah dan terhambur keluar.

‘‘Biji-bijinya saya kutip lalu dibasuh untuk menghilangkan getahnya. Jika getah yang melekat pada biji gagal dihilangkan dengan sempurna, ia dikhuatiri boleh memabukkan jika dimakan,” katanya.

Jurhisam menjelaskan, biji bangkong direbus sehingga masak dan empuk sebelum dihidangkan.

‘‘Ia amat sesuai untuk dimakan bersama keluarga dan jiran ketika bersantai lebih-lebih lagi pada musim banjir,” jelasnya.

Seorang warga emas Kampung Pengau, A. Karim Telut, 84, berkata, biji buah bangkong yang direbus sehingga empuk memang cukup menyelerakan apabila dihidangkan bersama kopi panas.

‘‘Jika musim menuai padi huma, biji buah bangkong menjadi makanan penduduk di sini selepas penat bekerja.

‘‘Lagi pun, biji ini boleh dicampur dengan ikan air tawar Sungai Tembeling untuk dijadikan masak asam pedas tempoyak,” katanya.

Pada era pendudukan Jepun dahulu, kata A. Karim, biji bangkong menjadi sebahagian makanan penduduk Hulu Tembeling yang lari bersembunyi di hutan bagi menghindarkan gangguan tentera dari negara Matahari Terbit itu.

Bagaimanapun, tambahnya, generasi hari ini mungkin tidak mengenali lagi buah bangkong jika bertemu di dalam hutan.

Lebih malang lagi, katanya, pokok buah bangkong semakin pupus akibat penebangan hutan bagi tujuan pembangunan.

Source: http://www.utusan.com.my/utusan/info.asp?y=2010&dt=0211&pub=Utusan_Malaysia&sec=Timur&pg=wt_01.htm




Teratak Minang - Gabungan Serumpun

Penulis : METRA SYAHRIL MOHAMED,
metra.mohamed@utusan.com.my
Sumber: Utusan Malaysia Online.


MENGISAHKAN kehidupan seorang anak Minang dari daerah Pariaman di Padang, Sumatera bernama Buyung, teater muzikal Teratak Minang yang bakal dipentaskan bermula 16 April ini bakal menyemarakkan lagi seni budaya serumpun Malaysia-Indonesia.

Biarpun hubungan antara kedua-dua negara pernah beberapa kali diwarnai hubungan dingin, ia tidak menjadi momokan buat Global Network Entertainment (GNE) untuk meneruskan pementasan yang diarahkan oleh Lokman Ghani itu.

Malah, apa yang menarik Teratak Minang bukan hanya menampilkan barisan tenaga kerja dan selebriti tempatan kerana ia turut menerbangkan beberapa warga seni dari Indonesia untuk menjayakan pementasan teater berkenaan.

Mereka ialah Hengky Zubir yang memegang watak sebagai Buyung, Putri Nadia Rosadi (Siti Nurba'yah) di samping barisan penari Sofyani Dance Group.

Penyanyi Indonesia yang ditampilkan sempena pementasan itu pula Eddy Silitonga dan Elly Kassim. Elly Kassim mula melibatkan diri dalam dunia seni sejak 1961 dan antara lagu popularnya adalah Ayam Den Lapeh, Badinding, Bapisah Bukan Bacarai dan Baju Kuruang.

Di pihak Malaysia, Teratak Minang mengetengahkan pelakon seperti Razali Hussin, Leez AF, Ebby Yus, Siti Rokhaida, Datin Rosnani Jamil dan Razali Buyung.

Bagi yang mengenali dan meminati si pelontar vokal untuk lagu Apo Kono Eh Jang iaitu Mastura dan Ally Noor pula, Teratak Minang tidak lupa untuk meletakkan nama mereka dalam senarai yang akan menjayakan pementasan.

Bagi Leez yang lahir menerusi Akademi Fantasia musim keempat (AF4), Teratak Minang merupakan teater kedua lakonannya selepas Sri Mersing. Menurutnya, watak yang diberikan iaitu sebagai Siti Nurhalisa dilihatnya tidak terlalu sukar untuk dibawakan.

Namun, apa yang menyukarkan apabila diminta untuk bertutur dalam dialek Minang.
"Ia merupakan cabaran buat saya. Mujur ada abang Ebby (Ebby Yus) dan Mak Nani (Rosnani Jamil) yang membantu dan mengajar saya dialek tersebut.

"Untuk pementasan, kami sebenarnya sudah memulakan latihan sejak 11 Mac lalu. Pada masa sama, saya punyai tanggungjawab dalam pementasan Sri Mersing.

"Saya suka berlakon teater kerana ia membuatkan jadual kerja saya tersusun dan mampu menguatkan lagi kualiti lakonan,'' katanya ketika ditemui pada majlis pelancaran teater muzikal Teratak Minang di Lambang Sari, IB baru-baru ini.

Hadir sama, Ketua Pengarah IB, Mohamed Juhari Shaarani; Pengarah Urusan GNE, Zaharudin Abdul Wahab atau Den Wahab dan barisan produksi dan tenaga pelakon Teratak Minang.

Menceritakan wataknya, kata Leez, Siti Nurhalisa merupakan gadis Minang dari Negeri Sembilan dan merupakan anak kepada Mak Nani.

Mengenai lakonannya bersama barisan artis senior, Leez berkata, ia adalah satu bonus buatnya kerana dapat memperoleh banyak ilmu dalam lakonan daripada mereka.

Source: http://www.utusan.com.my/utusan/info.asp?y=2010&dt=0330&pub=Utusan_Malaysia&sec=Hiburan&pg=hi_04.htm

Khamis, 25 Mac 2010

Makanan Di Restoran Minang

By Idris Ismail Talu

Walau pun dalam kesuntukan masa, kalau penulis datang ke Kuala Lumpur, mesti singgah di mana-mana Restoran Minang, untuk menikmati "Gulai Tunjang", gado-gado ala Minang, "Dendeng Balado', sambal ijo dan sebagainya.



Gulai Tunjang - masih ada lagi.

Gulai masak kuning pucuk paku dan gulai lemak ikan kembong.

Dendeng Balado.

Hiasan di sebuah Restoran Minang di Kuala Lumpur.

©idrisismailtalu@2010

Pakej jalur lebar baru lebih murah – Najib

Oleh Wartawan Utusan : NIZAM YATIM , nizam.yatim@utusan.com.my

KUALA LUMPUR 24 Mac - Datuk Seri Najib Tun Razak berkata, Telekom Malaysia (TM) akan memperkenalkan pakej jalur lebar baru yang lebih murah untuk keperluan rakyat berpendapatan rendah di negara ini.

Perdana Menteri berkata, pakej baru itu yang akan turut disertakan dengan komputer netbook akan dikenakan yuran bulanan antara RM20 hingga RM38.

“Langkah ini salah satu daripada enam inisiatif yang diperkenalkan kerajaan bagi memudahkan rakyat kurang berkemampuan mendapat kemudahan jalur lebar,” katanya. Beliau berucap melancarkan Inisiatif Jalur Lebar Kebangsaan (NBI) dan Perkhidmatan Jalur Lebar Berkelajuan Tinggi (HSBB) di Dataran Merdeka di sini malam ini.

Turut hadir isteri beliau, Datin Seri Rosmah Mansor; Timbalan Perdana Menteri, Tan Sri Muhyiddin Yassin; isterinya, Puan Sri Noorainee Abd. Rahman; Menteri Penerangan, Komunikasi dan Kebudayaan, Datuk Seri Dr. Rais Yatim dan Pengerusi Kumpulan TM, Datuk Halim Shafie.

Pada majlis itu, Najib turut memperkenalkan UniFi iaitu jenama baru bagi perkhidmatan HSBB TM. Najib juga mengadakan sidang video dengan Ketua Menteri Sarawak, Tan Sri Abdul Taib Mahmud yang berada di Kota Samarahan.

Pakej runcit HSBB merangkumi tiga perkhidmatan iaitu suara, video yang merangkumi televisyen protokol Internet (IPTV) dan video atas permintaan serta Internet berkelajuan tinggi.

HSBB menawarkan lebar jalur pada kelajuan akses rangkaian 10 megabit sesaat yang menyokong penawaran tiga perkhidmatan itu. Dimeterai pada September 2008, HSBB kebangsaan bernilai RM11.3 bilion yang merupakan salah satu inisiatif utama NBI, merupakan perjanjian usaha sama awam-swasta antara TM dan kerajaan bagi membangunkan perkhidmatan dan infrastruktur jalur lebar berkelajuan tinggi generasi akan datang untuk negara.

Pada fasa pertama mulai esok, kawasan yang akan diliputi perkhidmatan HSBB TM ialah Shah Alam, Subang Jaya, Taman Tun Dr. Ismail dan Bangsar. Ia akan diperluaskan ke 22 kawasan ibu sawat lain mulai Jun ini.

Source: http://www.utusan.com.my/utusan/info.asp?y=2010&dt=0325&pub=Utusan_Malaysia&sec=Muka_Hadapan&pg=mh_02.htm

Rabu, 24 Mac 2010

KARANGKRAF DI DEWAN TUN HUSSEIN ONN

By Idris Ismail Talu

Kumpulan Karangkraf menguasai sepenuhnya ruang pameran di Dewan Tun Hussein Onn. Dipenuhi majalah-majalah dan buku-buku bermutu, dewan ini dipenuhi para pengunjung - termasuk penulis dan keluarga.

Isteri penulis memborong majalah dan buku-buku masakan serta buku-buku jahitan yang menjadi minat beliau.

Ramai pengunjung di Dewan Tun Hussein Onn.


Buku-buku dan majalah bermutu.

Sebahagian dari tempat jualan kumpulan Karangkraf



Penulis sempat berbual dengan En. Azlie Halim, editor LIBUR.

Penulis juga sempat bertukar pandangan dengan Ketua Pengarang Kumpulan Karangkraf, En. Abdul Jalil Ali.

©idrisismailtalu@2010

Bersama Sdr Sayed Munawar di Pesta Buku

By Idris Ismail Talu

Dalam suasana yang kurang ceria, hujan yang lebat, kesukaran melalui lorong antara dewan pameran, penulis dan keluarga agak terhibur kerana dapat bertemu dengan kawan-kawan lama dan kenalan baru semasa sama-sama melihat dan membelek-belek buku di Pesta buku Antarabangsa Kuala Lumpur 2010 itu.

Di antaranya yang penulis dan keluarga temui ialah pengacara terkenal, Sdr Sayed Munawar http://www.dll.my/ Beliau mudah mesra dengan para pengunjung dan kami berkesempatan berkenalan lebih dekat dengannya semasa bergambar.



Tuan Sayed Munawar bersama isteri dan anak penulis.

Penulis, isteri dan Tuan Sayed Munawar di Pesta Buku Kuala Lumpur.




©idrisismailtalu@2010

Pesta Buku Antarabangsa Kuala Lumpur 2010

By Idris Ismail Talu

Pada mulanya penulis bercadang untuk ke Kuala Lumpur pada hari Isnin. Namun begitu rancangan itu terpaksa ditangguhkan kerana sesuatu hal yang tidak dapat dielakkan.

Memang ada keperluan untuk ke Kuala Lumpur, jadi pada pagi Selasa yang lepas, setelah ada kelapangan, maka bertolak penulis bersama isteri dan seorang anak lagi ke Kuala Lumpur kerana ada urusan anak yang masih belajar yang wajib ditunaikan. Selepas itu, bercadang untuk mencari buku-buku di “Pesta Buku Antarabangsa Kuala Lumpur 2010”.

Seperti biasa, di Kuala Lumpur, untuk mencari tempat meletakkan kereta merupakan suatu masalah besar negara. Masuk suatu tempat letak kereta, sudah penuh, hendak masuk satu lagi, pengawal keselamatan di depan pintu awal-awal lagi memberitahu, tempat letak kereta sudah penuh.

Tawaflah penulis sekeliling Putra World Trade Centre (PWTC) beberapa kali untuk mencari tempat meletakkan kereta. Akhirnya dapatlah meletakkan kereta – agak jauh (kesian isteri penulis kerana terpaksa berjalan jauh). Bayaran meletakkan kereta? – sekali masuk RM8.00!

Barulah penulis mulai faham kenapa orang bandar sudah banyak berubah, sudah banyak beralih arah. Noktah!


Hujan mulai turun dengan lebatnya.

Laluan yang boleh membasahkuyupkan anda.

Baru sebentar di PWTC, hujan mula turun dengan lebatnya. Untuk bergerak dari dewan pamiran yang terletak di kiri dan kanan sungai itu, basah kuyuplah para pengunjung kerana tidak ada dinding pada laluan tersebut.

Laluannya pula berbukit, amat menyusahkan warga tua dan Orang Kurang Upaya (OKU) untuk melalui jalan tersebut. Para penganjur orang muda-muda belaka, manalah pernah merasakan susahpayah orang tua menongkah bukit atau mereka mungkin tidak akan sempat tua untuk memikirkan hal-hal seperti itu. Noktah!

Mereka yang bertanggungjawab menguruskan “Pesta Buku Antarabangsa Kuala Lumpur” nampaknya tidak peka atau kurang sensitif dengan hal-hal yang sedemikian. Orang datang juga! – kata mereka yang terlibat yang tidak kreatif, tidak berinovasi dan menganggap “pesta buku” ini merupakan suatu rutin yang membebankan, bukan suatu peluang untuk menampilkan kelainan yang boleh meningkatkan lagi budaya ilmu di kalangan masyarakat.

Pesta Buku yang berasal dari DTC di Universiti Malaya, membawa ke Changkat Pavilion hinggalah kini di PWTC. Tempat telah berubah, tetapi kreativiti dan semangat untuk menyebarluaskan budaya membaca buku belum benar-benar membudaya di kalangan masyarakat kita.

Hujan semakin lebat!

“Pelan Tapak PBAKL 2010” yang diberikan kepada para pengunjung-pengunjung, penulis kurang pasti untuk apa? Penulis bertanya begitu kerana tajuk “Pelan Tapak PBAKL 2010” besar macam gajah, tetapi maklumat yang pembaca hendak tahu ditulis kecil-kecil, kena pakai kanta pembesar untuk membacanya.

Makumat di bahagian dalam “Pelan Tapak PBAKL 2010” itu penulis rasa boleh ditambah banyak lagi supaya tulisan-tulisannya akan kelihatan lebih kecil – biar maklumat yang pembaca ingin ketahui tidak boleh dibaca langsung!

Baru penulis teringat cerita yang penulis baca di sekolah rendah dahulu, seekor anjing mengajak sahabatnya seekor bangau ke rumahnya. Apabila bangau datang, anjing menghidangkan makanan dalam piring yang leper. Tengok sajalah sang bangau kepada makanan yang nampak ada tetapi tak boleh dimakan kerana muncungnya yang panjang tirus itu tidak membolehkannya mengambil makanan di dalam piring yang leper.

Pada zaman ICT sekarang, mana ada orang baca cerita itu lagi! Noktah!

Apabila kita berjalan dari satu gerai buku ke satu gerai buku yang lain, kita akan didatangi ramai jurujual. Terasa macam di Chow Kit pulak kita. Kenapa kita perlu diganggu oleh “jurujual” ini? Sengkek sangatkah otak para pembeli sampai diserang oleh “jurujual” untuk memprovokasi tentang produk mereka kepada para pembeli?

Para pembeli sepatutnya dibiarkan menikmati suasana pesta buku dengan aman, meneliti buku-buku yang hendak dibeli dengan tenang, bukan diganggu oleh “jurujual” yang kurang etika ini!

Ramai pengunjung yang coba lari dari gerai jurujual ini bukan kerana produk mereka tidak bagus tetapi cara provokasi mereka bertanya lepada pengunjung macamlah para pengunjung baru keluar dari hutan dan kali pertama tengok buku! Yang peliknya, kebanyakan sasaran mereka ialah pengunjung Melayu! Kesian!

Penulis mencadangkan kepada organisasi yang membawa "jurujual" ini, bacalah buku-buku tentang kejurujualan yang terkini.


©idrisismailtalu@2010

Isnin, 22 Mac 2010

Video Untuk KPAS dan Rakan-Rakannya

Ikan meloncat ke dalam boat.

Kepada member-member di Kelab Pancing Apa Saja (KPAS) dan bloggers pemancing sekalian, cobalah tengok video dari Youtube ini:-



Tak payah memancing dah, ikan gila-gila masuk ke dalam boat.

Ahad, 21 Mac 2010

Istana Si Lindung Bulan Terbakar

Ahad, 21 Mac 2010 12:44 WIB

Padang (ANTARA News) - Istana Si Lindung Bulan, rumah pusaka dari Keluarga Besar Ahli Waris Daulat Yang Dipertuan Raja Pagaruyung di Kabupaten Tanahdatar, Sumbar, terbakar pada Ahad dinihari sekitar pukul 01.00 WIB.

Bupati Tanah Datar, M Shadiq Pasdique, ketika dihubungi ANTARA Minggu mengatakan, penyebab kebakaran hingga kini belum diketahui.

"Pihak Forensik Polri dari Medan segera akan melakukan penelitian penyebab terjadinya kebakaran," kata Shadiq.


Foto: Idris Ismail Talu (2004)


Dalam peristiwa kebakaran istana yang merupakan jejak sejarah kerajaan Pagaruyung itu, api meludeskan sebagian bangunan atap dan lantai.

Terkait rencana rehab, bupati mengatakan akan diusahakan secepatnya dengan pewaris sebagai lending sektornya.

Sumber Foto: Tanahdatar.go.id. Api masih kelihatan.

Sumber foto: tanahdatar.go.id. Selepas api berjaya dipadamkan.


Ia mengatakan, Pemkab dan seluruh masyarakat Tanahdatar sangat berduka terhadap kejadian ini, karena istana itu merupakan aset kebanggaan masyarakat Minang.

Terbakarnya Istano Si Lindung ini, merupakan tragedi memilukan bagi orang Minang, setelah terbakarnya Istano Basa Pagaruyung pada 27 Februari 2007. Istano Basa terbakar setelah disambar petir yang meluluh lantakkan semua bangunan tersebut.

Berita selanjutnya di:- http://antaranews.com/berita/1269150289/istana-si-lindung-bulan-terbakar
Sumber: http://antaranews.com/berita/1269150289/istana-si-lindung-bulan-terbakar

Sabtu, 20 Mac 2010

山口百恵~「秋桜」後半の歌唱が素晴らしい!

A lovely song by Momoe Yamaguchi

Momoe Yamaguchi, penyanyi legenda Jepun yang dilahirkan di Tokyo dalam tahun 1959 ini sebenarnya tidak lama berkarier sebagai penyanyi. Momoe (yang bermaksud 100 blessings) cuma bernyanyi dari tahun 1972 hingga 1980 sahaja, namun cukup terkenal dengan lagu-lagu yang diminati ramai terutamanya di Jepun dan beberapa negara jirannya.



Walau pun menempuh hidup yang tidak berapa menyenangkan semasa kecil, tetapi bakat menyanyinya mula menyerlah sejak berusia 13 tahun lagi. Selepas itu, Momoe tidak menoleh kebelakang lagi, terus menempa kejayaan baik dalam bidang nyanyian mahu pun lakonan.

Dengan caranya yang versatile, Momoe Yamaguchi memikat pendengarnya dari seluruh dunia. Walau pun sudah lebih 20 tahun menyepi dari dunia nyanyian dan lakonan, Momoe masih tetap diminati ramai.

Buah Cantik

By Idris Ismail Talu

Gambar buah yang cantik ini penulis ambil dari salah sebuah hentian Rehat dan Rawat di Lebuhraya Utara Selatan.

Bentuk buah dan warnanya yang merah terang (merah menyala kata orang) menarik minat ramai pengguna lebuhraya. Ramai yang mengambil gambar buah ini.




©idrisismailtalu@2010

Ruku - Ulaman Tradisi

By Idris Ismail Talu

Ruku, kita kadang-kadang terkeliru dengan kemangi, satu lagi jenis ulaman tradisi di kampong-kampong.



©idrisismailtalu@2010

Jumaat, 19 Mac 2010

Angkat pesta buku KL jadi pusat perdagangan industri buku

Sumber: Utusan Malaysia Online.
20/03/2010 10:23am


KUALA LUMPUR 20 Mac - Tan Sri Muhyiddin Yassin menyarankan agar Pesta Buku Antarabangsa Kuala Lumpur (PBAKL) diangkat statusnya sebagai pusat perdagangan industri buku, sekurang-kurangnya bagi rantau Asia, dalam jangka masa 10 tahun akan datang.

Timbalan Perdana Menteri berkata, bagi mencapai sasaran itu, Pesta Buku Frankfurt yang disertai hampir 10,000 penggiat industri buku dari seluruh dunia perlu dijadikan penanda aras dalam penganjuran PBAKL pada masa akan datang.

Beliau berucap demikian semasa merasmikan PBAKL 2010 di Pusat Perdagangan Dunia Putra (PWTC) di sini pagi ini. – Utusan

Pesta Buku Antabangsa Kuala Lumpur 19 ~ 28 March 2010

By Idris Ismail Talu

Pesta Buku Antarabangsa Kuala Lumpur untuk tahun 2010 sudah bermula. Himpunan buku-buku antarabangsa dikumpulkan di Putra World Trade Centre (PWTC) di Kuala Lumpur. Tapak pesta buku menjadi tempat pertemuan segala macam khalayak pembaca, dari mahaguru, para pensyarah, mahasiswa-mahasiswi, para pelajar dari sekolah pondok sampailah ke gedung universiti dari dalam mahu pun dari luar negeri.

Tidak sesiapa pun yang boleh menafikan kepentingan buku dalam pembentukan sesuatu bentuk ketamadunan. Ketamadunan yang tidak berasaskan ilmu biasanya tidak mampu menghadapi segala bentuk ancaman baik dari luar mahu pun dari dalam.

Oleh itu, untuk membentuk jati diri seorang warganegara yang kuat dan utuh, kita perlu senantiasa memperlengkapkan diri kita dengan ilmu terkini.

Dengan itu, kenapa bertangguh-tangguh lagi, ayoh kita mencari buku-buku yang sesuai dengan keperluan kita. Jika di bulan Ramadhan, kita berbelanja untuk berbuka puasa - makanan untuk jasmani kita, kenapa kita tidak boleh berbelanja setahun sekali untuk mencari buku untuk makanan minda kita.


Apa yang ditunggu lagi, mari kita beramai-ramai ke Pesta Buku Antarabangsa di PWTC Kuala Lumpur.




©idrisismailtalu@2010

Khamis, 18 Mac 2010

Lemang

By Idris Ismail Talu

Pada musim kering dan panas begini - yang dijangkakan akan berakhir sekitar bulan May nanti, alangkah enaknya di waktu petang begini kita menghirup teh atau kopi bersama lemang yang baru siap dimasak.

Terdapat pelbagai cara atau ragam manusia yang sukakan lemang memakan lemangnya, ada yang makan dengan kari atau gulai daging, ada yang memakannya dengan serunding daging atau serunding ikan bilis, malah ada yang suka memakannya dengan gula sahaja!

Tepuk dada, sakit terasa! Peribahasa baru?




©idrisismailtalu@2010

Pak Sako - Bahan Sejarah Dari Akhbar Lama

By Idris Ismail Talu

Foto ini penulis ambil dari akhbar lama dalam siri tulisan Allahyaham Pak Sako yang bertajuk "Kenangan Hidup Pak Sako", dalam akhbar Mingguan Malaysia bertarikh 1 Ogos 1976.

Rasanya penulis tidak perlu menambah keterangan pada gambar yang dipaparkan. Keterangan yang dimuatkan dalam akhbar tersebut sudah mencukupi.

Rabu, 17 Mac 2010

Seringan

By Idris Ismail Talu

Pokok seringan? Pokok apa itu? Begitulah agaknya pertanyaan di kepala pembaca blog ini. Ya, mungkin disebabkan oleh terlalu ringannya buah pokok ini, ianya diberi nama seringan - berasal dari kata dasarnya "ringan".

Di mana pokok ini boleh ditemui? Ianya boleh dilihat di semak-semak yang terdedah kepada panas matahari. Pokok ini tidak akan hidup di bawah kanopi pokok yang tidak ditembusi cahaya matahari.







©idrisismailtalu@2010

Nanas Hijau

By Idris Ismail Talu

Nanas hijau - agak jarang ditanam orang, mungkin kerana agak lambat mengeluarkan hasil atau atas sebab-sebab lain yang kita tidak tahu.

Nanas hijau dicari pengidap batu karang, kerana ada pihak yang mengatakan, meminum jus nanas hijau boleh mengelakkan proses pengujudan batu tersebut - wallahuaklam.





©idrisismailtalu@2010

Buah Terung Susu Kambing

By Idris Ismail Talu

Buah terung susu kambing atau nama saintifiknya, solanum memmosun dikatakan boleh dimakan. Air rebusan buah ini dikatakan boleh merawat penyakit darah tinggi dan kencing manis.







Plak maklumat tentang terung susu kambing, yang terdapat di Taman Herba, di Ipoh.

Sumber: Taman Herba Perak, Ipoh.

©idrisismailtalu@2010

Selasa, 16 Mac 2010

Mambang Di Awan

By Idris Ismail Talu

Ini bukan dalam cerita arahan Allahyarham P. Ramlee. Ini kampong sebenar di kawasan Kampar, Perak. Nama kampong tersebut ialah Mambang Di Awan. Sekadar berkongsi pengetahuan dengan pembaca tentang kampong tersebut.








©idrisismailtalu@2010

Isnin, 15 Mac 2010

Pengangkutan Pergi Dan Balik Lumut ~ Pulau Pangkor

By Idris Ismail Talu

Pulau Pangkor merupakan salah satu pulau tarikan pelancung untuk datang ke negeri Perak Darul Ridzuan. Pulaunya yang indah, berpantai bersih menjadi tumpuan kepada pelacung dalam negara, dan juga pelancung dari Barat dan Timur.

Semua pelancung yang hendak ke Pulau Pangkor mestilah melalui bandar kecil Lumut ini. Pelancung akan menaiki feri dari jeti awam di bandar ini untuk pergi ke Pulau Pangkor an balik.







©idrisismailtalu@2010

Sahabat Di Malam Yang Dingin

By Idris Ismail Talu

Mengadap komputer di malam yang dingin, elok rasanya berkawan dengan secawan kopi yang cukup kawwww.



©idrisismailtalu@2010

Ahad, 14 Mac 2010

Ladang Teh Di Sungai Palas, Brinchang, Cameron Highlands

By Idris Ismail Talu

Ladang teh di Sungai Palas di Brinchang ini merupakan ladang teh tercantik di daerah Cameron Highlands. Ladang-ladang teh yang lain terletak di Boh Road, antara Ringlet dan Tanah Rata serta di Blue Valley.

















©idrisismailtalu@2010

CLICK NOW

Tajuk Kegemaran