Ahad, 14 Februari 2010

Bangunlah kehidupan yang berarti - Renungan untuk Khothbah Jumat hari ini

oleh Buya Haji Masoed Abidin Za Jabbar

disiarkan semula setelah mendapat keizinan dari Buya



الحَمْدُ ِللهِ غَافِرِ الذَّنـْبِ وَ قَابِلِ التَّوْبِ شَدِيْدِ العِقَابِ ذِي الطَّوْلِ لاَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ إِلَيْهِ اْلمَصِيْرُ. وَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، يُسَبِّحُ لَهُ مَا فيِ السَّموَاتِ وَ مَا فيِ
الأَرْضِ، لَهُ المُلْكُ وَ لَهُ الحَمْدُ، وَ هُوَ عَلىَ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ، وَ أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ رَسُوْلُهُ، البَشِيْرُ النَّذِيْرُ، وَ السِّرَاجُ المُنِيْرُ، صَلَوَاتُ اللهِ وَ سَلاَمُهُ عَلَيْهِ، وَ عَلىَ آلِهِ وَ صَحْبِهِ الَّذِيْنَ آمَنُوْا بِهِ وَ عَزَّرُوْهُ وَ نَصَرُوْهُ وَ اتـَّبَعُوْا النُّوْرَ الَّذِي أُنْزِلَ مَعَهُ أُولَئِكَ هُمُ اْلمُفْلِحُوْنَ. وَ رَضِيَ اللهُ عَمَّنْ دَعَا بِدَعْوَتِهِ وَ اهْتَدَى بِسُنَّتِهِ، وِ جَاهَدَ جِهَادَهُ إِلىَ يَوْمِ الدِّيْنِ، أَمَّا بَعْدُ.


وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ


“Kehidupan Dunia tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan”
(Q.S.Ali Imran:185)


وَالْآخِرَةُ خَيْرٌ وَأَبْقَى

“Sedangkan Kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal”
(Q.S.Al A’la: 17)


Umur kita dari hari ke hari bukan bertambah, tapi terus berkurang menuju sebuah pintu keabadian yang kemudian akan mengantarkan kita apakah ke dalam kebahagiaan ataukah dalam kesengsaraan.

Kematian pasti akan menjemput setiap yang bernyawa.

“Dimana saja kamu berada, kematian akan menjemput kamu. Kendatipun kamu berada dalam benteng yang tinggi lagi kokoh”.
(Q.S. An Nisa :78)


Ajal adalah batas “jatah” hidup di dalam dunia yang fana ini. Kapan ajal menjemput ??? Tiada seorangpun yang tahu.

“Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok,


dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana Ia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal”. (Q.S. Luqman :34)


Tanpa kita sadari, jatah hidup untuk beramal semakin hari semakin sempit dan berangsur-angsur habis.

Malangnya, sedangkan dosa terus bertambah.

Tobat selalu kita tunda. Kita sering tak pernah menyesali akan perbuatan dosa dan maksiat yang pernah dilakukan.

Seorang penyair mengungkapkan: “Engkau tetap dalam kelengahan dan hatimu Alpa. Hilanglah umurmu sedang dosa-dosamu tetap keadaannya”.


Sesal dahulu pendapatan, sesal kemudian tak berguna.

Al Qur’an menyebutkan orang-orang yang menyesali perbuatannya setelah menyadari diri akan kealpaannya ketika masih hidup, dalam firman Allah :

“Dia mengatakan;
“Alangkah baiknya kiranya aku dahulu mengerjakan (amal sholeh) untuk hidupku ini”.
(Q.S. Al Fajr: 24).


Semestinya kita kaum muslimin, memanfaatkan kesempatan yang ada, sebelum kesempatan itu habis. Sebelum maut datang menjenguk.

Janganlah menunda untuk berbuat baik dengan menyia-menyiakan waktu dengan percuma, karena mautpun tidak pernah menunda untuk menjemput.


Sebaik-baik perbuatan adalah selalu bersiap diri untuk menanti panggilan Allah yang datang secara tiba-tiba itu.

Sebagaimana dikatakan dalam ungkapan bijak, “Barang siapa mengetahui jauhnya suatu perjalanan maka hendaklah ia bersiap-siap”.

Maknanya adalah menyiapkan bekalan untuk kehidupan akhirat, dan bersiap menunggu kematian, dengan bekal taqwa.

“Berbekallah dan sebaik-baik bekal adalah taqwa. Bertaqwalah kepada Allah, wahai ulul albab”.
(Q.S. Al Baqarah:197).

Sangat beruntung orang yang mampu menggunakan waktu dan kesempatan yang telah Allah berikan padanya dengan mensyukuri nikmat umur dengan beribadah dan beramal sholeh.

Dan Allah tidak pernah menganggap remeh setiap amal perbuatan seorang hamba, betapapun kecilnya.

Baik atau buruk perbuatan seorang hamba, maka akan dilihatnya nanti di yaumil hisab.

“Barang siapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrah-pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barang siapa yang mengerjakan kejahatan seberat dzarah-pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula“.
(Q.S. Az Zalzalah : 7-8)


Bagaimana semestinya kita beramal sholeh ???

Agama Islam mengajarkan bahwa berbuat baik (amal sholeh) tidak selalu harus dengan mengeluarkan materi, akan tetapi dapat juga dilakukan walau hanya dengan sikap dan perilaku yang baik lagi bermanfaat buat orang banyak.

Sebagaimana sabda Rasul SAW :
“Sebaik-baik manusia adalah yang lebih baik akhlaqnya”.
(H.R. Thabarani dan Ibnu Umar r.a)

“Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain”.
(H.R. Al Qadha’i dari Jabir r.a)

Semua ibadah melahirkan akhlaq yang mulia
dan mampu mengimplementasikan nilai-nilai ibadah yang dilakukan
ke dalam realita kehidupan berinteraksi sosial di masyarakat.

Ibadah dan amal sholeh haruslah dilandasi dengan keikhlasan semata-mata Lillahi ta‘ala.
Sia-sialah orang berhaji jika niatnya hanya ingin disebut “pak haji”.
Sia-sialah orang berkorban, jika hanya ingin disebut berkemampuan.
Sia-sialah mengeluarkan zakat dan sedekah jika hanya ingin disebut dermawan,
karena masih bersifat riya‘, ujub dan takabbur.

Allah SWT menegaskan dalam firman-Nya “Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama ?. Itulah orang yang menghardik anak yatim. Dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin. Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang sholat. (yaitu) orang-orang yang lalai dari sholatnya. Orang-orang yang berbuat riya’. Dan enggan (menolong dengan) barang berguna”.
(QS.Al Maa’un ayat 1-7)


الحَمْدُ ِللهِ، نَحْمَدُهُ وَ نَسْتَعِيْنُهُ وَ نَسْتَغْفِرُهُ وَ نَسْتَهْدِيْهِ، وَ نَعُوْذُ بِاللهِ تَعَالىَ مِنْ سُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَ مَنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ، وَ مَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِىَ لَهُ،

وَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، وَ أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ رَسُوْلُهُ، أَدَّى الأَمَانَةَ، وَ بَلَّغَ الرِّسَالَةَ وَ نَصَحَ لِلأُمَّةِ، وَ جَاهَدَ فيِ اللهِ حَقَّ جِهَادِهِ، اللَّهُمَّ صَلِّ وَ سَلِّمْ وَ بَارِكْ عَلىَ هَذَا النَّبِيِّ الْكَرِيْمِ، وَ عَلىَ آله وَصَحَابَتِهِ. وَ أَحْيِنَا اللَّهُمَّ عَلىَ سُنَّتِهِ، وَ أَمِتْنَا عَلَى مِلَّتِهِ، وَ احْشُرْنَا فيِ زُمْرَتـِهِ، مَعَ الَّذِيْنَ أَنـْعَمْتَ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّيْنَ وَ الصِّدِّيْقِيْنَ وَ الشُّهَدَاءِ وَ الصَّالِحِيْنَ وَ حَسُنَ أُولَئِكَ رَفِيْقًا.

أَمَّا بَعْدُ.

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اذْكُرُوا اللَّهَ ذِكْرًا كَثِيرًا
عِبَادَ اللهِ، يَقُوْلُ اللهُ تَبَارَكَ وَ تَعَالىَ: إِنَّ اللهَ وَ مَلاَئِكَتِهِ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبـِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيْمًا……….

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَ المُؤْمِنَاتِ وَ المُسْلِمِيْنَ وَ اْلمُسْلِمَاتِ، اَلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَ اْلأَمْوَاتِ. رَبَّنَا اغْفِرْلَنَا وَِلإِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِاْلإِيـْـمَانِ وَلاَ تَجْعَلْ فيِ قُلُوْبِنَا غِلاًّ لِلَّذِيْنَ آمَنُوْا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوْفٌ رَحِيْمٌ.

اللَّهُمَّ اصْلِحْ لَنَا دِيْنَنَا الَّذِي هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِنَا، وَ اصْلِحْ لَنَا دُنْيَانَا الَّتيِ فِيْهَا مَعَاشِنَا، وَ اصْلِحْ لَنَا آخِرَتِنَا الَّتيِ إِلَيْهَا مَعَادُنَا، وَ اجْعَلِ اْلحَيَاةَ زِيَادَةً لَنَا فيِ كُلِّ خَيْرٍ، وَاجْعَلِ المَوْتَ رَاحَةً لَنَا مِنْ كُلِّ سَرٍ،

اللَّهُمَّ اجْعَلْ يَوْمَنَا خَيْرًا ِمنْ أَمْسِنَا، وَ اجْعَلْ غَدَنَا خَيْرًا ِمْن يَوْمِنَا، وَ احْسِنْ عَاقِبَتَنَا فيِ الأُمُوْرِ كُلِّهَا، وَ أَجِرْنَا مِنْ خِزْيِ الدُّنْيَا وَ عَذَابِ الآخِرَةِ، رَبَّنَا آتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَ فِى الآخِرَةِ حَسَنَةً وَ قِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيْعُ العَلِيْمِ وَ تبُ ْعَلَيْنَا إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمِ.
وَ اْلحَمْدُ للهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ

Tiada ulasan:

Catat Ulasan