Rabu, 13 Januari 2010

Pemahaman Adat Minangkabau Terhadap Nilai-Nilai Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah.












Beberapa catatan Buya H.Masoed Abidin (hma), tentang ;

Nilai-nilai Adat Basandi Syarak di kelompokkan menjadi enam kelompok yaitu:

(1) Nilai ketuhanan Yang Maha Esa,
(2) Nilai kemanusiaan,
(3) Nilai persatuan dan kesatuan,
(4) Nilai demokrasi dan musyawarah,
(5) Nilai budi pekerti dan raso pareso,
(6) Nilai sosial kemasyarakatan.

Dasar pikiran yang berhubungan dengan nilai-nilai, yaitu nilai ketuhanan, kemanusiaan, kesatuan dan persatuan, musyawarah dan demokrasi, serta nilai-nilai sosial kemasyarakatan di antaranya adalah :

1. NILAI-NILAI KETUHANAN YANG MAHA ESA

Nilai-nilai ketuhanan dalam adat dikategorikan dalam bidal yang meliputi:

a. Si Amat mandi di luhak, parigi bapaga bilah, samo dipaga kaduonyo, adat basandi syarak, syarak basandi kitabbullah, sanda manyanda kaduonyo.
“ menjaga adat yang Islami”

b. Pangulu tagak di pintu adat, malin tagak di pintu syarak, manti tagak di pintu susah, dubalang tagak di pintu mati.
“ pembagian tugas yang baik, sesuai fungsi masing-masing, mesti bekerja dengan professional.”

c. Indak dapek sarimpang padi, batuang dibalah ka paraku, indak dapek bakandak hati, kandak Allah nan balaku.
“selalu berusaha, dinamis, tidak berputus asa, (rencana di tangan manusia keputusan di tangan Allah SWT).”

d. Limbago jalan batampuah, itu nan hutang ninik mamak, sarugo dek iman taguah, narako dek laku awak.
“kuat beramal karya yang baik, jauhi maksiyat.”

e. Jiko bilal alah maimbau, sado karajo dibarantian, sumbahyang bakaum kito daulu.
“menghidupkan surau, menjaga ibadah masyarakat, jamaah yang kuat dan memajukan pendidikan agama dengan baik,”

f. Jiko urang Islam indak bazakat, harato kumuah diri sansaro.
“zakat kekuatan membangun umat, menghindar dari harta yang kotor, menjauhi korupsi.”

g. Kasudahan adat ka balairung, kasudahan dunia ka akhirat, salah ka Tuhan minta taubat, salah ka manusia minta maaf.
“(menyesali kesahalan, mohon ampunan atas kesahalan, dan berjanji tidak akan melakukan lagi)”

h. Tadorong jajak manurun, tatukiak jajak mandaki. Adat jo syarak kok tasusun, bumi sanang padi manjadi.
“ menjaga pelaksanaan adat dan agama selalu berjalan seiring”.



Nilai-nilai Adat dalam Syarak

Nilai-nilai ketuhanan dalam syarak meliputi beberapa aspek nilai di antaranya ;

a. Mengabdi hanya kepada Allah

Allah Swt. berfirman:
وما خلقت الجن والانس الا ليعبدون (الذريت: 57)

“Dan Aku (Allah) tidak menciptakan jin dan manusia, melainkan supaya mereka menyembah-Ku” (adz-Zariyat: 56)

وما امر الاليعبدوا الله مخلصين له الدين حنفاء ويقموا الصلوة ويؤتوا الذكوة وذلك دين القيمة (البينة:
5)

“Pada hal tidak diperintahkan mereka, melainkan supaya mereka menyembah Allah dengan mengikhlaskan agama karena-Nya dengan menjauhi kesesatan, dan (supaya) mereka mendirikan shalat dan memberi zakat, karena yang demikian itulah agama yang lurus”. (al-Bayinah: 5)


b. Tunduk dan patuh hanya kepada Allah.

Allah berfirman:
يايها الذين امنوا اطيعوا الله ورسوله ولاتولوا عنه وانتم تسمعون (الانفال: 20)

“Wahai ummat yang beriman, taatlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berpaling dari padanya, padahal kamu mendengar”. (al-Anfal: 20)

ومن يطع الله والرسول فاولئك مع الذين انعم الله عليهم من النبيين والصديقين والشهداء والصالحين وحسن اولئك رفيقا (الناس: 6)

“Karena siapa yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya maka mereka itu adalah beserta ummat yang Allah beri nikmat atasnya, dari Nabi-Nabi, Shiddiqin, Syuhada dan Shalihin dan alangkah baiknya mereka ini sebagai sahabat karib”. (an-Nisa: 69)


c. Berserah diri kepada ketentuan Allah.

Allah berfirman:
وعسى ان تكرهوا شيئا خيرلكم وعسى ان تحبوا شيئا وهو شر لكم والله يعلم وانتم لاتعلمون (البقرة: 216)

“ Mungkin kamu benci kepada sesuatu, padahal ia itu satu kebaikan bagi kamu, dan mungkin kamu suka akan sesuatu tapi ia tidak baik kamu, dan Allah itu Maha Mengetahui dan kamu tidak mengetahuinya”. (al-Baqarah: 216)

الذين إذا اصابتهم مصيبة قالوا انا الله وانا اليه راجعون (البقرة:
157)

“Yang apabila terjadi terhadap mereka suatu kesusahan, mereka berkata: Sesungguhnya kami ini milik Allah dan sesungguhnya kepada-Nyalah kami akan kembali”. (al-Baqarah: 156)


d. Bersyukur kepada Allah

Allah berfirman
واذا تأذن ربكم لئن شكرتم لازيدنكم ولئن كفرتم ان عذابى لشديد (ابراهيم: 7)

“Dan (ingatlah) tatkala Tuhan kamu memberi tahu jika kamu berterima kasih niscaya Aku akan tambah nikmat bagi kamu, bila kamu tidak bersyukur akan nikmat maka azab-Ku itu sangat pedih”. (Ibrahim: 6-7)


e. Ikhlas menerima keputusan Allah.
ولو انهم رضوا ما اتهم الله ورسوله وقالوا حسبنا الله سيؤتينا الله من فضله ورسوله انا إلى الله راغبون (التوبة: 59)

“Dan alangkah baiknya jika mereka ridha dengan apa yang Allah dan Rasul-Nya berikan kepada mereka, sambil mereka berkata: cukuplah Allah bagi kami, sesungguhnya Allah dan rasul-Nya akan beri kepada kamu karunia-Nya, sesungguhnya kami mencintai Allah”. (al-Taubah: 59).

كتب الله مقاد ير الخلا ئق قبل ان يخلق السموات والارض بخمسين الف سنه (رواه مسلم)

“Allah telah menentukan kepastian/ketetapan terhadap semua makhluk-Nya sebelum Allah menciptakan langit dan bumi 50.000 tahun”. (HR. Muslim)


f. Penuh harap kepada Allah

Allah berfirman:
وا ما تعرضن عنهم ابتعاء رحمة من ربك ترجوها فقل لهم قولاميسورا (بني اسرائيل: 28)

“Dan jika engkau berpaling dari mereka, karena mengharapkan (menunggu) rahmat dari Tuhanmu, yang engkau harapkan, maka berkatalah kepada mereka dengan ucapan yang lemah lembut”. (bani Isra’il: 28)

من كان يرجوا لقاء الله فان اجل الله رات وهو السميع عليم (العنكبوت: 5)

“Siapa saja yang mengharapkan pertemuan (dengan) Allah, maka sesungguhnya waktu (perjanjian) Allah akan datang, dan Dia yang Mendengar, yang Mengetahui”. (al-Ankabut: 5)

ان الذين امنوا والذين هاجروا وجاهدوا فى سبيل الله اولئك يرجون رحمت الله والله غفور رحيم (البقرة: 218)

“Sesungguhnya ummat yang beriman dan berhijrah serta bekerja keras (berjihad) di jalan Allah, mereka itu (ummat yang) berharap rahmat Allah dan Allah itu Pengampun, Penyayang”. (al-Baqarah: 218)


g. Takut dengan rasa tunduk dan patuh
انما يعمر مساجد الله من أ من بالله واليوم الأ خر واقام الصلوة واتى الزكوة ولم يخسى الا الله فعسى اولئك ان يكونوا من المهتدين (الاتوبة: 18)

“Sesungguhnya ummat yang memakmurkan masjid Allah ummat yang beriman kepada Allah dan hari kemudian dan mendirikan shalat dan membayarkan zakat. Maka Allahlah yang lebih berhak kamu takuti, jika memang kamu ummat yang beriman”. (al-Taubah: 13)

فلا تخشوا الناس واخشون ولاتشتروا بأ يا تي ثمنا قليلا (المائدة: 44)

“Janganlah kamu takut kepada manusia tetapi takutlah kepada-Ku (Allah) dan janganlah kamu jual ayat-ayat-Ku dengan harga yang murah (sedikit)”. (al-Maidah: 44)

امنا يخشى الله من عباده العلماؤا … (فاطر: 28)

“Tidak ada yang takut kepada Allah dari hamba-hamba-Nya kecuali ulama (berilmu)”. (Fathir: 28)


h. Takut terhadap siksaan Allah
Allah Berfirman:
ان في ذلك لاية لمن خاف عذاب الاخرة ذلك يوم تجموع له الناس وذلك يوم مشهود … (هود: 103)

“Sesungguhnya di dalam itu ada tanda bagi orang yang takut kepada azab akhirat: ialah hari yang dikumpulkan padanya manusia dan ialah hari yang akan disaksikan”. (Hud: 103)

كمثل الشيطن اذ قال للا نسان اكفر فلما كفر قال اني بريء منك انى اخاف الله رب العالمين … (الحشر: 16)

“(Mereka adalah) seperti syetan tatkala berkata kepada mereka: kufurlah setelah manusia itu kufur, ia berkata: Aku berlepas diri dari padamu, karena sesungguhnya aku takut kepada Allah Tuhan bagi alam semesta”. (al-Hasyr: 16)


i. Berdo’a memohon pertolongan Allah.

Allah berfirman:
واذا سألك عبادي عنى فانى قريب أ جيب دعوة الداع إذا دعان فليستجبوا لى وليؤمنوا بي لعلهم يرشدون (البقرة: 186)

“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang aku, maka katakanlah bahwa Aku dekat (hampir), Aku akan perkenankan setiap permohonan hamba-hamba Ku manakala bermohon kepada KU …

وقال ربكم ادعونى استجب لكم (المؤمن:
60)

“Dan telah berkata Tuhan kamu: berdoalah kepada-Ku, niscaya Aku kabulkan doa untukmu”. (al-mukmin: 60)

ولله الاسماء الحسنى فادعوه بها (الاعراف: 180)

“Dan bagi Allah nama-nama yang baik, oleh karena itu berdo’alah kepada-Nya dengan menyebut nama-nama itu”. (al-A’raf: 180)

ولا تدع من دون الله مالا ينفعك ولا يضرك (يونس: 106)

“Jangan kamu berdo’a kepada selain Allah, yang tidak bisa memberi manfaat kepadamu dan tidak bisa memudarakan (membahayakan)”. (Yunus: 106)



j. Cinta dengan penuh harap kepada Allah.

Allah berfirman:
فإ ذا فرغت فانصب وإ لى ربك فارغب (الانشراح: 7-8)

“Lantaran itu, apabila kamu telah selesai mengerjakan sesuatu tugas maka kerjakanlah tugas baru dengan baik. Dan kepada Tuhanmu maka hendaklah kamu berharap dengan rasa cinta”. (al-Insyirah: 7-8)

عسى ربنا أ ن يبدلنا خيرا منها إ نا إلى ربنا راغبون (القلم: 32)

“Mudah-mudahan Tuhan kita mengganti untuk kita (kebun) yang lebih baik dari pada itu. Sesungguhnya kepada Tuhan kitalah kita berpegang baik”. (al-Qarim: 32)


Dalam adat diungkapkan
“indak dapek salendang pagi,
ambiak galah ka paraku,
indak dapek bakandak hati,
kandak Allah juo nan balaku”.

Bahwa bimbingan syarak berlaku dalam adat, disebutkan:
“kasudahan dunia ka akhirat,
kasudahan adat ka balairung,
syarak ka ganti nyawa,
adat ka ganti tubuah”.



2. NILAI-NILAI KEMANUSIAAN

Nilai-nilai kemanusiaan ini dinyatakan dalam adat meliputi:

a). Duduak samo randah, tagak samo tinggi, duduak sahamparan, tagak sapamatang.
“menjaga kesetaraan dalam bermasyarakat.”

b). Sasakik sasanang, sahino samalu, sabarek sapikua.
”peduli dan solidaritas mesti dipelihara.”

c). Kaba baiak bahimbauan, kaba buruak bahambauan.
“setia kawan, dengan pengertian membagi berita baik kepada semua orang.”

d). Nan ketek dikasihi, nan samo gadang lawan baiyo, nan tuo dihormati. Nan bungkuak ka tangkai bajak, nan luruih ka tangkai sapu, satampok ka papan tuai, nan ketek ka pasak suntiang, panarahan ka kayu api.

“santun dan hormat terhadap orang yang lebih tua, memungsikan semua elemen masyarakat yang ada.”

e). Kok gadang jan malendo, panjang jan malindih, cadiak jan manjua.
“berbuat sesuai dengan aturan yang berlaku, cerdik tidak memakan lawan.”

f). Nan buto paambuih lasuang, nan pakak palapeh badia, nan lumpuah pangajuik ayam, nan binguang pangakok karajo, nan cadiak lawan baiyo, nan pandai tampek batanyo, nan tahu tampek baguru, nan kayo tampek batenggang, nan bagak ka parik paga dalam nagari.
“memberikan tugas sesuai dengan kemampuan, menghargai sesama.”



Nilai-nilai kemanusiaan dinyatakan dalam syarak :

a. Kewajiban untuk menghargai persamaan (egaliter)
Allah berfirman:
يايها الناس إ نا خلفناكم من ذكر وأ نثى وجعلنكم شعوبا وقبا ئل لتعارفوا إ ن أ كرمكم عند الله أ تقاكم، إ ن الله عليم خبير. الحجرات: 13)

“Hai manusia, sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha mengenal”. (al-Hujurat: 12)

b. Menghormati persamaan manusia lain.
Sabda rasulullah
ليس المسلم بالطعان ولا اللعان ولا الفاحش ولا البذئ (رواه الترمذي)

Tidaklah termasuk muslim apabila bersikap penohok, pelaknat, sikap kejam dan pencaci (HR. Tirmidzi)


c. Mencintai sesama saudara muslim
لا يؤمن أ حدكم حتى يحب لأ خيه ما يحب لنفسه (رواه البخارى ومسلم)

Tidaklah dikatakan seorang muslim, sehingga dia menyenangi apa yang disenangi oleh saudaranya, sebagaimana dia menyenangi apa yang disenanginya (HR. Bukari Muslim)


d. Pandai berterima kasih
Sabda rasulullah
لا يشكر الله من لا يشكر الناس (ابو داود واحمد)

Tidak dapat bersukur kepada Allah orang yang tidak pernah berterima kasih atas kebaikan orang lain (HR. Abu Daud dan Ahmad


e. Memenuhi janji
Allah berfirman
وأ فوا بعهد الله إذا عاهدتم ولا تنقضوا الأيمان بعد توكيدها وقد جعلتم الله عليكم كفيلا إ ن الله يعلم ما تفعلون (النحل: 91)

Dan penuhilah janji-janji tatkala kamu berjanji, dan janganlah kamu mengingkari itu sebab kamu telah menjadikan Allah sebagai pemelihara. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan (al-Nahl: 91).


f. Tidak boleh mengejek dan meremehkan orang lain
Firman Allah:
يأ يها الذين أ منوا لا يسخر قوم من قوم عسى أن يكونوا خيرا منهم (الحجرات: 11)

Janganlah kamu mengejek atau merendahkan diri orang lain, saudara atau teman dekatmu dengan membicarakan kekurangan atau membuka aib dan cacatnya, atau menjulukinya sampai menyakitkan hatinya, sesungguhnya perbuatan demikian adalah sikap yang tercela.


g. Tidak mencari kesalahan
Allah berfirman:
ولا يغتب بعضكم بعضا أيحب أ حدكم أن يأكل لحم أخيه ميتا فكرهتموه (الحجرات: 12)

Dan janganlah mengumpat atau menceritakan kesalahan sebagian dari kamu terhadap sebagian yang lain, sukakah kamu memakan daging saudaramu yang sudah menjadi bangkai, sedangkan kamu membencinya (al-Hujurat: 12)


h. Bergaul baik dengan menjaga persaudaraan dan persatuan
Allah berfirman
إ نما المؤمنون إ خوة فأ صلحوا بين أخويكم واتقوا الله لعلكم ترحمون (الحجرات: 10).

Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah bersaudara karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat (al-Hujurat: 10).


i. Tidak boleh sombong
ولا تمشى في الأ رض مرحا … (لقمان: 19)

Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan sombong (Lukman: 18)



3. NILAI-NILAI PERSATUAN DAN KESATUAN

Nilai-nilai persatuan dan kesatuan dalam adat

a. Tagak kampuang paga kampuang, tagak suku paga suku, tagak banagari paga nagari
“ menjaga persatuan dan bersama membangun nagari, sesuatu itu harus dimunculkan dari bawah. “

b. Satinggi-tinggi tabang bangau, kumbalinyo ka kubangan juo, hujan ameh di rantau urang, hujan batu di kampuang awak, kampuang halaman tatap dikana juo
“ ada tempat kembali, semua akan kembali ke asal ”

c. Jauh bajalan banyak diliek, lamo hiduik banyak dirasoi
“ cari pengalaman yang baik “

d. Malu tak dapek dibagi, suku tak dapek diasak, raso ayia ka pamatang, raso minyak ka kuali
“ suku tidak dapat ditukar “

e. Takajuik urang tagampa awak, kaba baiak bahimbauan, kaba buruak bahambauwan
“ selalu berbuat baik menyatu dengan lingkungan di mana berada “

f. Banabu-nabu bak cubadak, baruang-ruang bak durian, nan tangkainyo hanya sabuah, nan batangnyo hanyo satu, saikek umpamo lidi, sarumpun umpamo sarai, satandan umpamo pinang, sakabek umpamo siriah.

“ tidak boleh berpecah belah, jauhi silang sengketa “

g. elok di ambiak jo mupakat, buruak di buang jo etongan
“ utamakan musyawarah “

h. randah tak dapek dilangkahi tinggi tak dapek dipanjek.
“ keputusan musyawarah mengikat “

i. bersilang kayu dalam tungku sinan nasi mangko masak, dengan tepat dan benar.
“ perbedaan pendapat tidak boleh membawa perpecahan “


Nilai-nilai persatuan dan kesatuan dalam syarat meliputi:

a. Bersatu tidak boleh bercerai-cerai
يأ يها الذين أمنوا إ تقوا الله حق تقاته ولا تموتن إلا وأنتم مسلمون. واعتصموا بحيبل الله جميعا ولا تفرقوا، واذكروا نعمت الله عليكم إذ كنتم أعداء فألف بين قلوبكم فأصبحتم بنعمته إخوانا، وكنتم على شفا حفرة من النار فأنقذكم منها، كذلك يبين الله لكم أ ياته لعلكم تهتدون (ال عمران: 102-103).

Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dengan sebenar-benar takwa, dan jangan sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan berserah diri kepada Allah dan berpegang teguhlah kamu semuanya kepada tali Allah, dan janganlah kamu bercerai-cerai dan ingatlah akan nikmat Allah kepada kalian ketika kamu dulu bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hati kamu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah orang-orang yang bersaudara (QS. Ali Imran; 102-103).


b. Orang yang beriman ibarat sebuat bangunan
Sabda Rasulullah saw
أ لمؤمن للمؤمن كالبنيان يشد بعضه بعضا (رواه البخارى ومسلم)

Seorang mukmin terhadap mukmin lainnya, bagi suatu bangunan yang menopang satu bagian terhadap bagian lainnya (HR. Bukhri dan Muslim.

Firman Allah SWT
ضربت عليهم الذلة أ ين ما ثقفوا إلا بحبل من الله وحبل من الناس وبأؤ بغضب من الله وضربت عليهم المسكنة، ذلك بأ انهم كانوا يكفرون بأ يات الله ويقتلون الأ ابياء بغير حق، ذلك بما عصوا وكانوا يعتدون (ال عمران: 112).

Mereka diliputi kehinaan dimana saja mereka berada, kecuali jika mereka berpegang kepada tali (agama) Allah dan tlai (perjanjian) dengan manusia, dan mereka kembali mendapat kemurkaan dari Allah dan mereka diliputi kerendahan. Yang demikian itu karena mereka kafir kepada ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi tanpa alasan yang benar. Yang demikian itu disebabkan mereka durhaka dan melampaui batas (QS. Ali Imran: 112).


4. Nilai-nilai Demokrasi dan Musyawarah

Nilai-nilai demokrasi dan musyawarah dalam adat meliputi beberapa aspek

a. Bulek aia ka pambuluah, bulek kato ka mufakek, bulek dapek digolongkan, pipiah buliah dilayangkan.
“Taat pada kesepakatan hasil musyawarah”

b. Kato nan banyak dari bawah, banyak indak buliah dibuang, saketek indak buliah disimpan.
“ Peranan masyarakat berpatisipasi, mulai dari lapisan terendah, kedudukannya sama dalam hukum “

c. Kamanakan barajo ka mamak, mamak barajo ka pangulu, pangulu barajo ka mufakek, mufakek barajo ka nan bana, bana badiri sandirinya, manuruik alua jo patuik.
” taati hukum dan aturan yang berlaku “

d. Pikia palito hati, tanang hulu bicaro, aniang saribu aka, dek saba bana mandating
“ sebelum berbuat lakukan penelitian dan kaji segala kemungkinan, sebab dan akibat dari satu perbuatan “
e. Suri tagantuang batanuni, luak taganang nan basawuak, kayu batakuak barabahkan, janji babuek batapati.
“tetapi janji, lakukan sesuatu menurut patut dan pantas “

f. Duduak basamo balapang-lapang, duduak surang basampik-sampik, kato surang babulati, kato basamo dipaiyokan
“ bina kerukunan bersama “

g. Baiyo-iyo jo adiak, batido-tido jo kakak, elok diambiak jo mufakek, buruak dibuang jo etongan.
“ teguhkan persaudaraan, kembangkan dialog “

h. Sabalik bapaga kawek, randah tak dapek dilangkahi, tinggi tak dapek dipanjek.
“ hidup mesti berperaturan, tidak boleh berbuat seenak diri sendiri “

i. Galugua buah galugua, tumbuah sarumpun jo puluik-puluik, badampiang jo batang jarak, basilang kayu dalam tungku, sinan nasi nasi mangko masak.
“tidak perlu cemas untuk berbeda pendapat, perbedaan tidak menimbulkan perselisihan, di sini terdapat dinamika hidup”

j. Saukua mangko manjadi, sasuai mangko takana, nan bana kato saiyo, nan rajo kato mufakek
“ permusyawaratan perwakilan, teguh melaksanakan kesepakatan “


Nilai-nilai demokrasi dan musyawarah di dalam syarak meliputi beberapa aspek yang jelas dalam tata cara melaksanakan musyawarah serta perilaku ini, akan menguatkan pelaksanaan ABS-SBK, di antaranya ;
Firman Allah SWT
فبما رحمة من الله لنت لهم، ولو كنت فظا غليظ القلب لانفضوا من حولك، فاعف عنهم واستغفرلهم وشاورهم فى الامر فإذاعزمت فتوكل على الله، إن الله يحب المتوكلين (ال عمران: 159).

Maka disebabkan rahmat dari Allahlah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah ia menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya (QS. Ali Imran: 159).


Firman Allah SWT
… وأمرهم شورى بينهم ومما رزقناهم ينفقون (الشورى: 38).

“…Sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah antara mereka, dan mereka menafkahkan sebagian dari rezki yang Kami berikan kepada mereka” (QS. Al-Syura: 38).


Sabda Rasulullah SAW
ما خاب من اتخار ولا ندم من اشتشار

Tidak akan gagal orang yang mengerjakan istikharah dan tidak pula menyesal orang yang melakukan musyawarah


Sabda Rasulullah
المستشار مؤتمن

“Orang-orang yang melakukan musyawarah akan tentram (aman)”




5. NILAI-NILAI AKHLAK / BUDI PEKERTI

Nilai-nilai budi pekerti / akhlak dalam adat meliputi:

a. Nan kuriak kundi, nan merah sago, nan bayiak budi, nan indah baso
“Budi pekerti dan bahasa sopan santun diperlukan “

b. Satali pambali kumayan, sakupang pambali katayo, sakali lancuang ka ujian, salamo hiduik urang tak picayo
“jangan pernah berbuat salah, selalu menjaga diri”

c. Batanyo lapeh arak, barundiang sudah makan

d. Raso dibaok nayiak, pareso dibaok turun
“memikirkan akibat sebelum berbuat”

e. Sulaman manjalo todak, naiak sampan turun parahu, punyo padoman ambo tidak, angin bakisa ambo tau
“ selalu mempergunakan akal sehat sebelum berbuat “

f. Bajalan paliharo kaki, bakato paliharo lidah
“hati-hati selalu”

g. Pisang ameh baok balayia, masak sabuah di dalam peti, utang ameh dapek dibayia, utang budi dibaok mati.
“selalu berbuat baik, hidup dengan berjasa dan pandai membalas jasa“

h. Dek ribuik rabahlah padi, dicupak Datuak Tumangguang, jikok hiduik indak babudi, duduak tagak ka mari tangguang.
“ tidak melupakan tata kerama bergaul menurut adat dan agama “



Nilai-nilai budi pekerti dan akhlak dalam syarak sangat banyak ditemukan:
Firman Allah SWT
لا إ كراه في الدين، قد تبين الرشد من الغي، فمن يكفر بالطاغوت ويؤمن بالله فقد إ ستمسك بالعروة الوثقى لا انفصام لها، والله سميع عليم (البقرة: 256)

Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar dari pada jalan yang sesat. Karena itu barang siapa yang ingkar kepada Taghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (QS. al-Baqarah: 256)


Firman Allah SWT
هو الذي خلقكم فمنكم كا فر ومنكم مؤمن والله بما تعملون بصير (التغابون: 2)

Dialah yang menciptakan kamu, maka diantara kamu ada yang kafir dan diantaramu ada yang beriman. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan (QS. Al-Taghabun: 2)


Firman Allah SWT
لا يكلف الله نفسا إ لا وسعها، لها ما كسبت وعليها ما ا كتسبت، ربنا لا تؤخذنا إ ن نسينا أو اخطأنا، ربنا ولا تحمل علينا إ صرا كما حملته على الذين من قبلنا، ربنا ولا تحملنا ما لا طقة لنا به، واعف عنا، واغفرلنا، وارحمنا، انت مولنا فانصرنا على القوم الكفرين (البقرة: 286).

Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya, (mereka berdoa): ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang yang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami; ampunilah kami dan rahmatilah kami. Engkaulah penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum kafir (QS. Al-Baqarah: 286).


Sabda Rasulullah SAW
يسروا ولا تعسروا وبشروا ولا تنفروا (رواه البخارى)

Permudahlah jangan mempersulit dan gembirakanlah jangan menakut-nakuti (HR. Bukari).




6. NILAI-NILAI SOSIAL KEMASYARAKATAN

Nilai-nilai sosial kemasyarakatan adat dan syarak meliputi antara lain

a. Nan buto pahambuih lasuang, nan lumpuah pengajuik ayam, nan pakak palatuih badia
“ fungsi ham asasi manusia “

b. Barek samo dipikua, ringan samo dijinjiang, nan barek makanan bahu, nan ringan makanan jinjiang.
“ suka bergotong royong, memelihara kerja sama “

c. Takajuik urang tagampa awak, kaba baiak bahimbauan, kaba buruak bahambauan.
“sifat tolong menolong “

d. Bungka ameh manahan asah, ameh batua manahan uji, kato batua manahan sudi, hukum batuah manahan bandiang.
“ kualitas, ekonomi, professional, menegakkan nilai-nilai keadilan “

e. Nan tak untuak jan diambiak, nan bakeh yo diunyi, turuik alua nan luruih, tampuah jalan nan pasa
“menjaga keseimbangn antara hak dan kewajiban “

f. Sawahlah diagiah pamatang, ladanglah diagiah bamintalak, lah tantu hinggo jo batehnya, lah tahu rueh jo buku
“mematuhi aturan yang ada “

g. Ketek taraja-raja, gadang tarubah tidak, lah tuo jadi parangai.
“ Pendidikan di rumah tangga tentang perilaku dan budi pekerti
sangat penting. Menanamkan perilaku bertanggung jawab
sejak kecil ”

h. Kato sapatah dipikiri, jalan salangkah ma adok suruik
“ Hati-hati dalam berucap dan bertindak memikirkan hal yang akan disampaikan sebelum berbicara “

i. Syarak mangato, adat mamakai, syarak mandaki, adat manurun
“ Ketetapan syarak dipakai dalam adat, perjalanan adat penghulu seiring dengan ulama “

j. Sasakik sasanang, sahino samalu, nan ado samo dimakan, kok indak samo ditahan, barek samo dipikua, ringan samo dijinjiang. Ka bukik samo mandaki, ka lurah samo manurun, tatilungkuik samo makan tanah, talilantang samo makan angin.

“ Rasa kebersamaan, gotong royong wajib ditumbuhkan di tengah masyarakat Minangkabau (Sumbar), menggerakkan potensi moril materil, untuk membangun nagari, dan menghapus kemiskinan”



Nilai-nilai sosial kemasyarakatan dalam syarak sebagai berikut:

a. Saling tolong menolong
Firman Allah SWT
تعاونوا على البر واتقوا ولا تعاونوا على الاثم والعدوان (المائدة: 2)

Saling tolong menolonglah kamu dalam kebaikan dan takwa dan janganlah kamu tolong menolong berbuat dosa dan permusuhan (QS. Al-Maidah: 2).


Sabda Rasulullah SAW
انصر اخاك ظالما أو مظلوما (رواه البخارى)

Tolonglah saudaramu yang berbuat zalim dan yang dizalimi (HR. Bukari)


Sabda Rasulullah
ليس منا من لم يرحم صغيرنا ولم يعرف حق كبيرنا (رواه ابو داود وترمذى)

Tidak termasuk umatku orang yang tidak mengasihi generasi muda dan tidak menghormati orang tua (HR. Abu Daud dan Tirmizi).


Sabda Rasulullah
تحجزة من ظلمه فذلك نصره

“Hindarkanlah atau cegahlah dia dari bertindak aniaya itulah cara menolongnya”



b. Tidak boleh memisahkan diri dari masyarakat (jama’ah)
وعليكم بالجمعة فمن شذ شذ في النار (رواه ترميذ)

Kamu harus hidup dalam jama’ah siapa saja yang mengasingkan diri dari jama’ah, dia akan menyendiri masuk ke dalam api neraka (HR. Tirmizi).


c. Waspada dan menjaga keselamatan bersama
Allah berfirman
وتقوا فتنة لا تصيبن الذين ظلموا منكم خاصة (الانفال: 25).

Takutlah kamu kepada fitnah yang tidak hanya menimpa kepada orang yang zalim saja (QS. al-Anfal: 25)


Allah SWT berfirman
وتواصوا بالحق وتواصو بالصبر (العصر: 3)

Saling menasehatilah tentang kebenaran dan saling menasehatilah dengan kesabaran (al-Ashr: 3)


Sabda Rasulullah SAW
إذا استنصح احدكم اخاه فالينصح له (رواه البخارى)

Jika kamu dimintai nasehat oleh salah seorang saudaramu, maka berikanlah nasehatmu kepadanya (HR. Bukhari)


Sabda Rasulullah SAW:
الدين النصيحة سئل لمن؟ فقال: فقال: لله ولكتابه ولرسوله ولامة المسلمين عامتهم

Agama itu nasehat, kemudian ditanyakan kepada beliau, bagi siapa nasehat itu? Rasulullah menjawab: bagi Allah, bagi kitab-kitabnya, bagi rasulnya, bagi para pemimpin muslim, dan jama’ah pada umumnya (HR. Muslim)


d. Berlomba mencapai kebaikan
Allah SWT berfirman
فاستبقوا الخيرات … (البقرة: 146)

Dan saling berlombalah kamu untuk berbuat kebaikan di mana kamu berada (QS. al-Baqarah: 146)


Sabda Rasulullah SAW
اتق الله حيث ما كنت واتبع السيئة الحسنة تمحها وخالق الناس بخلق حسن (رواه الحاكم والترمذي)

Bertakwalah selalu kepada Allah dimana saja kamu berada, dan iringilah selalu perbuatan salahmu dengan kebaikan, semoga dapat terhapus kesalahan tersebut, dan pergaulilah manusia dengan selalu bersikap ikhlas (terpuji). (HR. Hakim dan Tarmizi).


e. Tidak boleh mencela dan menghina
Allah SWT berfirman
يايها الذين امنوا لا يسخر قوم من قوم عسى ان يكونوا خيرا منهم
ولا نساء من نساء عسى ان يكن خيرا منهن ولا تلمزوا انفسكم ولا تنابزوا بالالقاب بئس الاسم الفسوق بعد الايمان ومن لم يتب فاولئك هم الظلمون (الحجرات: 11).

Wahai umat yang beriman, janganlah hendaknya terjadi suatu kaum menghina kaum yang lainnya, boleh jadi yang dihina ternyata lebih baik keadaannya daripada yang menghina. Demikian juga janganlah para wanita itu menghina kelompok wanita yang lainnya, karena boleh jadi wanita yang dicela itu lebih baik dari yang mencela. Janganlah saling mencerca dan janganlah berolok-olok dengan sebutan-sebutan yang jelek. Seburuk-buruk sebutan fasik sesudah orang itu beriman (al-Hujurat: 11).


f. Menepati janji
Firman Allah SWT:
يايها الذين امنوا اوفوا بالعقود (المائدة: 1)

Wahai umat yang beriman, penuhilah selalu janji-janjimu (QS. al-Maidah: 1)


Firman Allah SWT:
والموفون بعهدهم إذا عاهدوا البقرة: 177)

Dan orang-orang yang selalu menyempurnakan janji-janjinya, jika ia membuat perjanjian (QS. al-Baqarah: 177)



g. Bersikap adil

Allah SWT berfirman:
قل امر ربي بالقسط (البقرة: 29)

Katakanlah: telah memerintahkan Tuhanku agar berbuat adil (QS. al-A’raf: 29)


Allah SWT berfirman:
يايها الذين امنوا كونوا قوامين لله شهداء بالقسط ولا يجرمنكم شنان قوم على الا تعدلوا اعدلوا هو اقرب للتقوى ان الله خبير بما تعملون (المائدة: 8).

Wahai umat yang beriman, hendaklah kamu menjadi manusia yang lurus karena Allah dan menjadi saksi, dan janganlah kebencian atas suatu kaum menyebabkan kamu tidak adil. Berlaku adilah kamu, karena adil itu lebih dekat kepada takwa (kebaktian). Bertakwalah kamu kepada Allah, karena sesungguhnya Allah amat mengetahui terhadap apa yang kamu kerjakan. (QS. al-Maidah: 8).


Allah SWT berfirman:
خذ العفو وأمر بالمعرف واعرض عن الجاهلين (الاعراف: 199)

Berilah maaf dan anjurkanlah orang untuk berbuat adil dan hindarilah pergaulan dengan orang-orang bodoh (kecuali untuk mendidik mereka). (QS. al-A’raf: 199)


Sabda Rasulullah SAW:
اتق الله حيث ما كنت واتبع السيئة الحسنة تمحها وخالق الناس بخلق حسن (رواه الحاكم والترمذي)

Bertakwalah selalu kepada Allah dimana saja kamu berada, dan iringilah selalu perbuatan salahmu dengan kebaikan, semoga dapat terhapus kesalahan tersebut, dan pergaulilah manusia dengan selalu bersikap ikhlas (terpuji) (HR. al-Hakim dan Tirmizi).


h. Tidak boleh bermusuh-musuhan

Rasulullah SAW bersabda:
عن ابى هريرة رضى الله عنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: لا تحاسدوا ولا تباغضوا ولا تجسسوا ولا تسسو ولا تناجشوا وكونوا عبد الله اخوانا (متفق عليه).

Dari Abu Hurairah ra, bahwa Rasulullah SAW bersabda; janganlah kamu saling mendengki, saling membenci, saling mencari kesalahan yang lain, saling mengumpat dan jangan pula saling menipu. Tetapi jadilah kam hamba-hamba Allah penuh persaudaraan (HR. Bukhari dan Muslim).


Sabda Rasulullah SAW
سباب المسلم لسوق وقتاله كفر (رواه بخارى ومسلم)

Mencerca seorang muslim adalah fasiq, dan membunuh seorang muslim adalah kufur (HR. Bukhri dan Muslim)


Sabda Rasulullah SAW:
انصر اخاك ظالما أو مظلوما (رواه البخارى)

Tolonglah saudaramu yang berbuat zalim dan yang dizalimi (HR. Bukhari).


Sabda Rasulullah:
ليس منا من لم يرحم صغيرنا ولم يعرف حق كبيرنا (رواه ابو داود وترميذي).

Tidak termasuk umatku orang yang tidak mengasihi generasi muda dan tidak menghormati orang tua (HR. Abu Daud dan Tirmizi)

Sabda Rasulullah:
تحجزه من ظلمه فذلك نصره

Hindarkanlah atau cegahlah dia dari bertindak aniaya itulah cara menolongnya.


Sabda Rasulullah:
المسلم اخو المسلم لا يظلمه ولا يخذ له (رواه ابو داود)

Seorang muslim adalah saudara muslim yang lainnya, karena itu tidak menganiaya saudaranya, tidak merendahkan derajatnya dan tidak menanggapinya sepele dan hina (HR. Abu Daud).



i. Tidak boleh bermarahan.

Rasulullah SAW bersabda:
لا يحل لمسلم ان يهجر اخاه فوق ثلاث

Tidak halal bagi seorang muslim mendiamkan saudaranya (sesama muslim) lebih dari tiga hari (HR. Bukari, Muslim, Abu Daud, Tirmizi, Muwatha’ dan Ahmad).


Allah SWT berfirman:
يايها الذين امنوا كونوا قوامين لله شهداء بالقسط ولا تجر منكم شنان قوم على الا تعدلوا اعدلوا هو اقرب للتقوى ان الله خير بما تعملون (المائدة: 8)

Wahai umat yang beriman, hendaklah kamu menjadi manusia yang lurus karena Allah dan menjadi saksi dan janganlah kebencian atas suatu kaum menyebabkan kamu tidak adil. Berlaku adillah kamu, karena adil itu lebih dekat kepada takwa (kebaktian). Bertakwalah kamu kepada Allah, karena sesungguhnya Allah amat mengetahui terhadap apa yang kamu kerjakan. (QS. al-Maidah: 8).

Allah SWT berfirman:
خذ العفو وأمر بالعرف واعرض عن الجاهلين (الاعراف: 199).

Berilah maaf dan anjurkanlah orang untuk berbuat adil dan hindarilah pergaulan dengan orang-orang bodoh (kecuali untuk mendidik mereka).


Karena itu masyarakat Minangkabau yang beradat dan beragama selalu dalam hidupnya diingatkan untuk mengenang hidup sebelum mati dan hidup sesudah hidup ini (dibalik mati) itu.

Sesuai dengan peringatan Ilahi.

“ bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.” (QS.13, Ar Ra’du : 11).


Satu konsepsi tata cara hidup, sistem sosial dalam "iklim adat basandi syara' syara' basandi Kitabullah", dalam rangka pembinan negara dan bangsa keseluruhannya, semata untuk melaksanakan Firman Ilahi;

"Berbuat baiklah kamu (kepada sesama makhluk) sebagaimana Allah berbuat baik terhadapmu sendiri (yakni berbuat baik tanpa harapkan balasan). (QS.28, Al Qashash : 77)

Kekuatan moral yang dimiliki, ialah menanamkan "nawaitu" dalam diri anak nagari,

“Latiak-latiak tabang ka Pinang, Hinggok di Pinang duo-duo,
Satitiak aie dalam piriang, Sinan bamain ikan rayo.”

Ketahuilah bahwa ni’mat Allah, sangat banyak.

“Dan jika kamu menghitung-hitung ni’mat Allah, niscaya kamu tidak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi maha Penyayang” (QS.16, An Nahl : 18).

Hukum Islam menghendaki keseimbangan antara perkembangan hidup rohani dan perkembangan jasmani ; "Sesungguhnya jiwamu (rohani-mu) berhak atas kamu (supaya kamu pelihara) dan badanmu (jasmanimu) pun berhak atasmu supaya kamu pelihara" (Hadist).

Keseimbangan tampak jelas dalam menjaga kemakmuran di ranah ini,

“Rumah gadang gajah maharam, Lumbuang baririk di halaman, Rangkiang tujuah sajaja, Sabuah si bayau-bayau, Panenggang anak dagang lalu, Sabuah si Tinjau lauik, Birawati lumbuang nan banyak, Makanan anak kamanakan. Manjilih ditapi aie, Mardeso di paruik kanyang.

Hal ini seiring dengan bimbingan hadist Rasul SAW,
"Berbuatlah untuk hidup akhiratmu seolah-olah kamu akan mati besok
dan berbuatlah untuk hidup duniamu, seolah-olah akan hidup selama-lamanya" (Hadist).

Dianjurkan, jangan tetap tinggal terkurung dalam lingkungan yang kecil.

Diajarkan, bahwa Allah SWT telah menjadikan bumi mudah untuk digunakan. Maka, berjalanlah di atas permukaan bumi, makanlah dari rezekiNya, kepadaNya lah tempat kamu kembali.

"Maka berpencarlah kamu di atas bumi, dan carilah karunia Allah dan (di samping itu) banyaklah ingat akan Allah, supaya kamu mencapai kejayaan". (QS.62, Al Jumu'ah : 10).
Karatau madang dihulu babuah babungo balun. Marantau buyuang dahulu dirumah paguno balun. Ditanamkan pentingnya kehati-hatian “Ingek sa-balun kanai, Kulimek sa-balun abih, Ingek-ingek nan ka-pai, Agak-agak nan ka-tingga”.

Agama Islam membangkitkan kesadaran kepada ruang dan waktu (space and time consciousness), kepada peredaran bumi, bulan dan matahari, yang menyebabkan pertukaran malam dan siang, dan pertukaran musim, yang memudahkan perhitungan bulan dan tahun.

Menyia-nyiakan waktu, dengan pasti akan merugi.
Maka, kehidupan mesti diisi dengan amal berguna.

” dan Kami jadikan malam sebagai pakaian. Dan Kami jadikan siang untuk mencari penghidupan ” (QS.78, An Naba' : 10-11).

Malam itu disebut sebagai pakaian, karena malam itu gelap menutupi jagat sebagai pakaian menutupi tubuh manusia.

Jangan melewati batas, dan berlebihan. Jangan boros.

"Wahai Bani Adam, ailah perhiasanmu, pada tiap-tiap (kamu pergi) ke masjid (melakukan ibadah); dan makanlah dan minumlah, dan jangan melampaui batas; sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas". (QS..7, Al A'raf : 31)

Manusia diharuskan berusaha membanting tulang dan memeras otak, untuk mengambil sebanyak-banyak faedah dari alam sekelilingnya, dan menikmatinya sambil mensyukurinya. Tuntutan syar’i (syarak mangato adaik mamakai) adalah, beribadah kepada Ilahi.

Catatan:
Penyiaran semula tulisan Buya Masoed Abidin ZAbidin Jabbar dibuat setelah mendapat keizinan dari Buya - Idris Ismail Talu

Tulisan-tulisan Buya Mas'oed Abidin ZAbidin Jabbar boleh dibaca di:-
http://masoedabidin.wordpress.com/
http://blogminangkabau.wordpress.com/

Tiada ulasan:

Catat Ulasan